Skip to main content

Wasiet (42)

 


SAAT keadaan dirasakan aman, wanita paruh baya tadi dan dua anaknya keluar dari lokasi persembunyian. Kedua anaknya itu terlihat ketakutan.

Ini bukan kali pertama mereka digedor serta diincar oleh pria berbaju loreng. Sepekan lalu, rumah mereka di Nicah Awe juga digeledah oleh tentara republic. Para tentara mencari suaminya yang terlibat dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Suaminya, salah satu pimpinan pasukan gerilya di Simpang Ulim. Namanya Hanafiah, tapi akrab disapa Teungku Fiah.

Saat itu, anaknya yang tertua turut diambil paksa. Nasib anaknya itu kini tak ada kejelasan. Ia hanya berharap anaknya itu masih hidup. Walaupun harapan tersebut sangat tipis.

Sedangkan anaknya yang kedua menderita luka yang cukup serius. Ia menerima beberapa tendangan di dada dan ulu hati saat hendak memisahkan abangnya dari penangkapan paksa.

Meski peristiwa tersebut sudah berlalu sepekan, tetapi kilas balik kejadian masih membekas di ingatan. Hal ini pula yang membuat mereka harus pindah dari satu kampung ke kampung lainnya.

Hatinya kini terasa beku. Air matanya tumpah saat mengingat nasib dirinya dan dua anaknya yang kini terluntang-luntang.

Ia mencoba bertahan demi dua anaknya ini. Ia juga tak menyalahkan pilihan hidup yang kini dijalani oleh suaminya. Saat ia menerima pinangan dari Teungku Fiah sekitar 21 tahun lalu, ia telah siap untuk keadaan seperti sekarang.

Namun saat kejadian yang dikhawatirkannya terjadi, benteng kokoh yang dibangun dalam hatinya selama bertahun-tahun, tetap runtuh. Ia tak tahan melihat anak-anaknya tersiksa karena pilihan hidup yang ditempuh oleh sang suami.

Namun di sisi lain, ia juga tak bisa menyalahkan suaminya. Saat konflik seperti sekarang, banyak keluarga yang tercerai berai. Banyak istri yang menjadi janda dan anak yatim piatu.

Orang-orang tak bersalah meninggal dunia di jalanan hanya karena salah sasaran. Salah tembak atau salah culik. Mayatnya kemudian dibuang tanpa anggota tubuh yang lengkap.

“Maaf Buk Sakdiah. Kami tak menyangka jika keberadaan ibuk disini bocor,” ujar seorang wanita tua tiba-tiba.

Wanita itu lebih tua darinya. Sosok itu muncul hanya beberapa menit saat ia dan kedua anaknya keluar dari lokasi persembunyian.

“Ia Nek Minah. Kami mendengar sendiri tadi dari balik dinding,” ujar Sakdiah. Sedangkan Nek Minah menatapnya dengan wajah iba. Nek Minah-lah yang menampung keluarganya dari kemarin.

Mereka berempat kemudian terdiam beberapa menit.

“Mak, mereka yang menculik abang. Kita cari mereka Mak, mungkin abang ada di sana,” ujar anaknya yang terkecil.

Sakdiah hanya terdiam. Sementara Nek Minah kembali menitihkan air mata.

Tak mendapat respon dari ibunya, si anak terkecil balik badan menghadang abang yang memeluknya dari tadi.

“Bang Budi, ayah kok gak pulang-pulang? Apa ayah juga dibawa oleh mereka?” tanya si kecil lagi dengan polos.

Remaja yang dipanggil Budi itu juga tak menjawab. Ia tertunduk lesu mendengar pertanyaan adiknya yang masih kecil. Si Kecil sepertinya tak sadar dengan kondisi yang sedang terjadi. Ia masih terlalu kecil untuk memahami bara konflik yang sedang menyelimuti daerah mereka.

“Ayah kita akan pulang, Nu. Ia akan datang untuk menjemput kita,” ujar Budi kemudian.

Si Kecil kemudian tersenyum. Ia senang saat mengetahui ayahnya baik-baik saja.

“Bilang sama ayah untuk datang segera ya! Aku mau sekolah lagi. Nanti dimarahi guru kalau lama tak sekolah,” ujarnya kemudian.

[Bersambung]

Comments

Popular posts from this blog

Mudifah atau kunjungannya anak pondok

Hari kunjungan atau yang mereka sebutkan mudifah merupakan hari yang menyenangkan bagi anak pondok pesantren, karena hari itu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yups, hari yang begitu special seperti lebarannya anak pondok.pada hari kunjungan mereka bisa bertemu dengan sanak family dan semua keluarga besarnya, bayangkan mulai pagi hari mereka udah mulai antri hp dipengasuhan dengan batas waktu yang ditentukan mereka lengkap memesan semua pesanan sama keluarganya, yang paling utama adalah makanan, mulai dari nasi sampai dengan makanan penutup. Yang penulis herankan, terkadang dari segoni pesanannya cuma satu  yang dimakan,padahal semua makanan yang pesan sama aja dengan makanan sehari-hari di pondok juga, ah mungkin itu bawaan dari orangtua jadi berasal paling maknyuus gitu. Mudifah kata yang tak asing bagi penghuni pondok, yang kata mereka pondok adalah penjara suci,,,banyak istilah bagi mereka anak pondok, ada yang namanya penjara suci ?? tidak  lain adalah pesantren. Jadi...

JUJUR MENUJU KEMENANGAN

Puji dan syukur marilah sama-sama kita ucapkan kehadiran Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan NikmatNya kepda kita semua. Allah yang telah menghiasi manusia dengan kejujuran menghiasi malam dengan bulan purnama. Shalawat dan salam marilah sama-sama kita sanjungkan kepada seorang pemuda arab,imam diwaktu sholat ,pemimpin diwaktu perang, buah hati siti aminah dan jantung hati siti khadijah. Tidak lain dan tidak bukan yakni nabi besar Muhammad SAW. Yang telah menuntut umat manusia dari alam yang salam kea lam yang benar, dari alam yang penuh kebohongan ke alam yang penuh kejujuran. Bapak dewan hakim, bapak dan ibu pendamping, teman –teman peserta lomba, dan hadirin yang saya hormati. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan pidato dengan judul: “JUJUR MENUJU KEMENANGAN ” Tema kejujuran tengah menjadi buah bibir banyak orang. Dikoran, televise, warung kopi, ruang belajar bahkan dipasar. Kejujuran hadir dengan gaung yang membahana. Kita seakan baru mengenal k...

makalah SO3 ( sulfur trioksida)

BAB I PENDAHULUAN A.   latar belakang Sulfur trioksida murni merupakan padatan putih dengan titik leleh dan titik didih yang rendah. Sulfur trioksida bereaksi cepat dengan uap air di udara membentuk asam sulfat. Ini berarti bahwa jika kita membuatnya di laboratorium, maka akan tampak sebagai padatan dengan asap di udara (membentuk kabut asam sulfat).Terdapat bentuk polimer lainnya di mana molekul SO3 bergabung membentuk rantai panjang. Sulfur trioksida pada suhu kamar dan tekanan atmosfer adalah cairan tak bewarna yang berasap di udara. Melacak jumlah air asam sulfat dapat mengkatalis pembentukan polimer. Sulfur trioksida bereaksi hebat dengan air menghasilkan kabut dari embun asam sulfat pekat. Sulfur trioksida sendiri akan bereaksi secara langsung dengan basa membentuk sulfat. Sebagai contoh, reaksi dengan kalsium oksida membentuk kalsium sulfat. Ini seperti reaksi dengan sulfur dioksida yang telah dijelaskan di atas. Sulfur trioksida dalam keadaan gas, t...