Skip to main content

Wasiet (43)


 SAKDIAH memeluk Si Kecil. Ia kasihan dengan anaknya itu yang mengalami kemalangan. Si Kecil memang jarang bertemu dengan ayahnya sejak lahir.

Ia hanya bertemu dengan ayahnya beberapa kali. Jika pun bertemu, tak lebih dari dua hari. Ayahnya kemudian kembali pergi untuk bergerilya. Meninggalkan mereka berbulan-bulan tanpa kejelasan, apakah masih hidup atau syahid dalam perang. Setidaknya itu yang diyakini oleh suaminya dan orang-orang yang menyertainya selama ini.

Konflik dan dendam membuat keluarganya tak pernah utuh. Namun Sakdiah sendiri yakin bahwa ada banyak keluarga yang mengalami nasib lebih buruk darinya. Untuk itu, ia harus bertahan.

“Kamu pasti akan kembali ke sekolah nak. Ayahmu pasti menjemput kita dan pulang bersama,” ujar Sakdiah kemudian.

Si Kecil tersenyum. Ia kemudian mengangguk berulangkali.

“Bang Budi, ajari aku membaca. Aku tidak mau diledeki sama Bang Man lagi,” ujarnya kemudian. Bang Man yang dimaksud adalah Abdurrahman. Bang Man adalah panggilan Si Kecil untuk abangnya yang tertua.

“Bang Man dan ayah pasti pulangkan?” tanya Si Kecil lagi.

Budi mengangguk. Demikian juga dengan Sakdiah.

“Masuk ke rumah dulu. Aku khawatir tentara tadi kembali,” kata Nek Minah tiba-tiba kembali menimpali.

Wanita tua itu kemudian bergegas masuk. Sakdiah dan anaknya mengekor dari arah belakang.

Di dalam rumah, beberapa alat dapur terlihat berserakan di lantai yang beralas tanah. Sakdiah memberi isyarat kepada Budi untuk membawa adiknya masuk ke kamar. Remaja itu mengangguk. Ia menggendong adiknya ke kamar untuk tidur.

Saat kamar tidur terkunci, Sakdiah membantu Nek Minah membersihkan pecahan piring yang berserakan di lantai tanah. Mereka berkerja dengan cekatan.

“Maaf, jika kedatangan kami membuat rumah Nek Minah berantakan seperti ini. Saya tak bisa membalas kebaikan Nek Minah ini,” kata Sakdiah.

Nek Minah terdiam. Namun beberapa menit kemudian justru tersenyum.

“Kita ini lagi konflik. Ada atau tidak kalian pun, kalau lagi naas, ya tetap seperti sekarang,” ujarnya lagi.

Suami Nek Mirah sudah lama almarhum. Anak perempuannya kini sekolah di Banda Aceh. Sedangkan anak laki-lakinya, sama seperti kebanyakan pemuda lainnya di Simpang Ulim, hijrah ke Malaya.

Konflik tak aman bagi pria dewasa untuk tinggal di kampung. Mereka sering menjadi sasaran jika kontak senjata terjadi. Kondisi ini akhirnya membuat para pria di Simpang Ulim bergabung dengan tentara nanggroe. Selebihnya keluar untuk merantau hingga ke Malaya.

Anak lelaki Nek Minah mengambil pilihan terakhir tadi. Tinggal Nek Minah seorang diri seperti sekarang.

“Aku senang bisa membantumu, Sakdiah. Minimal di rumahku jadi ramai. Aku hanya tak menyangka jika ada cuak yang melaporkan keberadaan kalian di sini,” ujar Nek Minah kemudian. Ia tertunduk lesu.

Sakdiah mendekati perempuan tua itu. Biarpun baru sehari dikenalnya, orangtua itu sudah seperti keluarganya.

“Mereka tak punya pilihan Nek Minah. Mereka juga butuh kenyamanan,” kata Sakdiah. Ia memeluk wanita tua itu sebentar dan kemudian melanjutkan kerjanya untuk mengutip pecahan piring di tanah.

“Kami mungkin harus segera pindah dari sini. Tentara itu cepat atau lamban akan kembali. Saya tak ingin Nek Minah menjadi korban hanya karena membantu kami,” kata Sakdiah lagi kemudian.

[Bersambung]

Comments

Popular posts from this blog

Mudifah atau kunjungannya anak pondok

Hari kunjungan atau yang mereka sebutkan mudifah merupakan hari yang menyenangkan bagi anak pondok pesantren, karena hari itu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yups, hari yang begitu special seperti lebarannya anak pondok.pada hari kunjungan mereka bisa bertemu dengan sanak family dan semua keluarga besarnya, bayangkan mulai pagi hari mereka udah mulai antri hp dipengasuhan dengan batas waktu yang ditentukan mereka lengkap memesan semua pesanan sama keluarganya, yang paling utama adalah makanan, mulai dari nasi sampai dengan makanan penutup. Yang penulis herankan, terkadang dari segoni pesanannya cuma satu  yang dimakan,padahal semua makanan yang pesan sama aja dengan makanan sehari-hari di pondok juga, ah mungkin itu bawaan dari orangtua jadi berasal paling maknyuus gitu. Mudifah kata yang tak asing bagi penghuni pondok, yang kata mereka pondok adalah penjara suci,,,banyak istilah bagi mereka anak pondok, ada yang namanya penjara suci ?? tidak  lain adalah pesantren. Jadi di hari

KISI-KISI SOAL UJIAN SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 ALAFAN

Soal Kimia Kelas X IPA 1.       1. Jelaskan 4 Teori Atom yang kamu ketahui! 2.       2. Hitunglah Proton (P), Elektron (e) dan Neutron (N) dari:       3.       3. Tentukan golongan periode dengan menggunakan konfigurasi elektron berdasarkan kulit ( K L M N O ) dari: a.        6 C b.       12 Mg c.        18 Ar 4.       4. Tentukan golongan periode dengan menggunakan konfigurasi elektron berdasarkan sub kulit ( s p d f ) dari: a.        26 Fe b.       18 Ar c.        12 Mg d.       17 Cl 5.       5. Tentukan bilangan kuantum dari: a.        26 Fe b.       18 Ar     Soal Kimia Kelas XI IPA 1.       1. Tuliskan tabvel deret homolog alkana! 2.       2. Tuliskan nama dari semyawa hdrokarbon di bawah ini:   3.       3. Tuliskan nama dari senyawa Alkena dibawah ini!   4.       4. Dik Reaksi: CH 4 + O 2 à CO 2 + H 2 O   ΔH=-2P Berapakah ΔH pembakaran dari 1mol CH 4 5.       5. Bila Diketahui kalor pembentukan stándar: CO 2 = -393,5 k

belajar bahasa aceh part 2

Hari ini penulis akan melanjutkan bagaimana cara memperkenalkan diri dalam bahasa aceh, yang sebelumnya udah dijelaskan satu persatu kata dalam bahasa aceh tapi kali ini penulis akan mengajarkannya dalam bentuk kalimat ya!!!! Jangan pernah mengatakan susah sebelum mencobanya, seperti kata pepatah berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Begitulah kira-kira ya para inspirasi lovers, susah susah dulu belajar bahasa aceh hingga mahir bicara bahasa aceh seperti penulis, apalagi yang calonnya orang aceh setidaknya bisa bertanya dalam bahasa aceh “ soe nan droen” yang artinya “siapa nama kamu”. Ayoo langsung aja kita belajar bahasa aceh nya…….. Nan loen  ( nama saya) Loen awak aceh ( saya orang aceh) Asaai loen ( asal saya) Umu loen ( umur saya) Soe nan droen ( siapa nama kamu ) Padum umu droen( berapa umur kamu ) Lon galak kuah pliek U ( saya suka sayur plik U “ sayur khas aceh”) Padum yum bungoeng nyoe ( berapa harg