Skip to main content

Wasiet (41)

 


Simpang Ulim, 1997

BELASAN pria berpakaian loreng terlihat hilir mudik. Mereka mengetuk sejumlah rumah dan memeriksa satu persatu.

Gerak mereka cepat dan sejumlah barang terlempar keluar. Mereka masuk sekitar 5 menit per rumah. Namun kemudian keluar tanpa hasil.

Hasil yang sama juga dituai untuk 4 rumah selanjutnya. Sejumlah pria berpakaian loreng itu terlihat kesal. Namun yang dihadapi adalah ibu-ibu. Tak ada satu orang pria pun di rumah yang dapat dijadikan tempat pelampiasan.

Tak ada juga lelaki dan wanita muda. Selama konflik, mereka mungkin telah diungsikan ke kota.

Tinggal ibu-ibu dan anak-anak yang masih kecil di rumah. Mereka lah yang menghadapi tentara ketika murka atau mencari orang-orang yang dianggap bersalah pada negara.

“Kalau Ibu lihat mereka, segera kasih tahu.” Ucapan itu terdengar dari kejauhan.

“Saya tak akan menjamin keselamatan ibu kalau ternyata menyembuyikan pemberontak di sini.”

“Get pak, get pak.”

Suara itu kembali terdengar.

Diam-diam, seorang wanita paruh baya menitihkan air mata di antara tumpukan padi dalam rumah kecil semi permanen. Namun tanpa suara. Di antara sekian banyak bangunan. Hanya tempat itu yang lolos pemeriksaan.

Ia mengamati keluar melalui lubang kecil di antara celah kayu.

Seorang bocah dan remaja menyelinap di sana. Wanita itu terus berzikir berulang kali dalam hati. Ia berharap adanya perlindungan dari tuhan yang maha kuasa agar tak ditemukan oleh sejumlah pria berpakaian loreng. Karena merekalah yang dicari.

“Buk,takut,” ujar bocah tadi tiba-tiba.

Pria remaja di sampingnya membekap mulut sang bocah. Ia memberi isyarat kepada sang bocah untuk tak bersuara.

Isyarat yang sama juga diperlihatkan oleh wanita paruh tadi. Ia meletakan jari telunjuk di bibir. Sang bocah kemudian mengangguk.

“Dapat orangnya tidak? Berdasarkan informasi mereka memang di sini.”

“Cari terus hingga dapat.”

Suara itu kembali terdengar. Ternyata memang ada yang memberi informasi terkait keberadaan mereka di kawasan tersebut. Wanita paruh baya tadi jadi paham dengan apa yang sedang terjadi.

“Dan. Ada informasi dari ibu-ibu di rumah paling ujung kalau keluarga pemberontak itu sudah keluar kampung semalam.”

“Dia dan dua anaknya lari keluar kampung ini. Mungkin sudah bocor kalau hendak dikepung.”

Suara itu terdengar karena hanya berjarak sekitar lima meter. Wanita paruh baya itu bahkan dengan jelas melihat gerak pria berpakaian loreng dari balik celah kecil tadi. Jantungnya berdetak kencang.

“Kalau begitu bubar saja. Kembali ke markas.”

“Siap.”

Kalimat tersebut terdengar lebih keras dari sebelumnya. Kemudian terdengar suara sepatu yang menaiki mobil. Suara mobil hingga akhirnya sepi.

Wanita paruh baya tadi menarif nafas panjang. Ia kemudian memeluk kedua putranya tanpa berkata-kata. Beberapa menit tadi, ia seperti berada di antara hidup dan mati. Ia khawatir keselamatan anaknya.

[Bersambung]

Comments

Popular posts from this blog

Mudifah atau kunjungannya anak pondok

Hari kunjungan atau yang mereka sebutkan mudifah merupakan hari yang menyenangkan bagi anak pondok pesantren, karena hari itu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yups, hari yang begitu special seperti lebarannya anak pondok.pada hari kunjungan mereka bisa bertemu dengan sanak family dan semua keluarga besarnya, bayangkan mulai pagi hari mereka udah mulai antri hp dipengasuhan dengan batas waktu yang ditentukan mereka lengkap memesan semua pesanan sama keluarganya, yang paling utama adalah makanan, mulai dari nasi sampai dengan makanan penutup. Yang penulis herankan, terkadang dari segoni pesanannya cuma satu  yang dimakan,padahal semua makanan yang pesan sama aja dengan makanan sehari-hari di pondok juga, ah mungkin itu bawaan dari orangtua jadi berasal paling maknyuus gitu. Mudifah kata yang tak asing bagi penghuni pondok, yang kata mereka pondok adalah penjara suci,,,banyak istilah bagi mereka anak pondok, ada yang namanya penjara suci ?? tidak  lain adalah pesantren. Jadi di hari

KISI-KISI SOAL UJIAN SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 ALAFAN

Soal Kimia Kelas X IPA 1.       1. Jelaskan 4 Teori Atom yang kamu ketahui! 2.       2. Hitunglah Proton (P), Elektron (e) dan Neutron (N) dari:       3.       3. Tentukan golongan periode dengan menggunakan konfigurasi elektron berdasarkan kulit ( K L M N O ) dari: a.        6 C b.       12 Mg c.        18 Ar 4.       4. Tentukan golongan periode dengan menggunakan konfigurasi elektron berdasarkan sub kulit ( s p d f ) dari: a.        26 Fe b.       18 Ar c.        12 Mg d.       17 Cl 5.       5. Tentukan bilangan kuantum dari: a.        26 Fe b.       18 Ar     Soal Kimia Kelas XI IPA 1.       1. Tuliskan tabvel deret homolog alkana! 2.       2. Tuliskan nama dari semyawa hdrokarbon di bawah ini:   3.       3. Tuliskan nama dari senyawa Alkena dibawah ini!   4.       4. Dik Reaksi: CH 4 + O 2 à CO 2 + H 2 O   ΔH=-2P Berapakah ΔH pembakaran dari 1mol CH 4 5.       5. Bila Diketahui kalor pembentukan stándar: CO 2 = -393,5 k

belajar bahasa aceh part 2

Hari ini penulis akan melanjutkan bagaimana cara memperkenalkan diri dalam bahasa aceh, yang sebelumnya udah dijelaskan satu persatu kata dalam bahasa aceh tapi kali ini penulis akan mengajarkannya dalam bentuk kalimat ya!!!! Jangan pernah mengatakan susah sebelum mencobanya, seperti kata pepatah berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Begitulah kira-kira ya para inspirasi lovers, susah susah dulu belajar bahasa aceh hingga mahir bicara bahasa aceh seperti penulis, apalagi yang calonnya orang aceh setidaknya bisa bertanya dalam bahasa aceh “ soe nan droen” yang artinya “siapa nama kamu”. Ayoo langsung aja kita belajar bahasa aceh nya…….. Nan loen  ( nama saya) Loen awak aceh ( saya orang aceh) Asaai loen ( asal saya) Umu loen ( umur saya) Soe nan droen ( siapa nama kamu ) Padum umu droen( berapa umur kamu ) Lon galak kuah pliek U ( saya suka sayur plik U “ sayur khas aceh”) Padum yum bungoeng nyoe ( berapa harg