Budaya berbahasa Aceh lazim digunakan dalam kehidupan sehari hari, dan ini merupakan salah satu karakter asli orang Aceh. Salah satu contoh cara membedakan orang asli Aceh atau bukan dapat dilihat dari berbicara dengan lahirnya aksen, lekuk lidah yang khas yang hadir ketika berkomunikasi, kebanyakan dari orang asli Aceh akan kelihatan logatnya saat berbicara.
Bahasa merupakan cermin identitas dari adat budaya suatu masyarakat, apabila ingin mengenal karakter suatu masyarakat salah satunya kita harus memahami bahasanya. Bahasa Aceh merupakan bahasa pada umumnya paling banyak digunakan oleh masyarakat Aceh, yakni sekitar 70% dari total penduduk Aceh (Daud, 1997:10, Daud and Durie, 1999:1)
- Kamoe: Kami
- Aduen: Abang
- Kee: Aku
- Aneuk: Anak
- Bit: Benar
- Gata: Anda, sudara
- Le: Banyak
- Eh: Tidur
- Bek: Jangan
- Boh: Buah
- Saleh: Salih
- Kamoe: Kami
- Aduen: Abang
- Kee: Aku
- Aneuk: Anak
- Bit: Benar
- Gata: Anda, sudara
- Le: Banyak
- Eh: Tidur
- Bek: Jangan
- Boh: Buah
- Saleh: Salih
- Peu haba: apa kabar
- Bu: nasi
- Beudoh: bangun
- Bek: jangan
- Brok: buruk
- Catok: cangkul
- Akhee: akhir
- Lam: dalam
- Umue : umur
- Hudep: hidup
- Troh: tiba
- phom: paham
- Teusimpan: tersimpan
- Teu-uke: terukir
- Butoi: beutoi
- Bungong: bunga
- Tagisa: berputar
- Peunawa: penawar
- Pat: di mana
- Meusapat: berkumpul
- Jinoe: sekarang
- Gadoeh: hilang
- Eu: lihat
- Tuboeh: tubuh
- Nyang: yang
- Ka: sudah
- Peuet: empat
- Peumeuah: memaafkan
- Bloe: beli
Comments
Post a Comment