Skip to main content

Wasiet (24)


 +++

Praka Dedi hadir 45 menit lebih cepat. Kali ini ia memakai baju koko serta celana kain panjang. Ini saran teman-temannya di Brawijaya. Untuk merebut hati seorang muslimah, ia diminta berpenampilan seperti ustaz pula.

Tapi ia sendiri belum merasa nyaman dengan pakaian tersebut. Namun jika memakai pakaian militer, ia justru takut jika sang gadis mengiranya sombong. Bahkan sang gadis bisa mengingat kenangan ayahnya yang baru dimakamkan.

Ia mengamati sekeliling. Shaf pria masih kosong. Demikian juga dengan lokasi wudhu. Sementara shaf perempuan tertutup rapat dengan tirai berwarna biru laut.

“Aku harus belajar wudhu dulu. Karena nanti ramai, aku tak ingin ditegur sama jamaah lain jika salah. Itu akan sangat memalukan,” gumamnya dalam hati sambil mengangguk. Ia kemudian menuju ke lokasi wudhu lagi.

Ia mempraktekan apa yang dibacanya semalam dari buku tuntutan salat lengkap. Awalnya ia melakukan beberapa kesalahan kecil dalam tatacara wudhu. Namun kesalahan tersebut diperbaikinya dengan mengulang dari awal.

Usai wudhu, ia melihat ke halaman masjid. Namun sang gadis belum juga muncul.

“Lebih baik aku masuk masjid. Duduk di dalam lebih baik. Kalau gadis itu datang dan melihatku di dalam masjid, tentu ia akan tersentuh,” gumamnya.

Di shaf pria, ternyata baru dia dan seorang pria paruh baya yang tiba-tiba terlihat sudah berada di sana. Pria paruh baya itu sedang salat, tapi dua rakaat. Dedi memperhatikan gerak pria itu, persis seperti yang digambar di buku.

Namun ia lebih memilih duduk. Jika ia mengikuti lelaki tua di depannya, ia takut berbuat salah dan akhirnya menjadi bahan tawaan jamaah lain yang bisa datang kapan saja.

Entah kenapa matanya sangat berat saat itu. Padahal kemarin, ia dinas pagi. Namun semalam ia memang tak bisa tidur untuk pertemuan hari ini. Ia membaca beberapa buku hingga pukul 04.00. Sementara pagi tadi hingga pukul siang, ia kembali bertugas di Brawijaya dengan seabrek aktivitas yang melelahkan.

Kini ia kembali ke Masjid Rahmad untuk bertemu dengan gadis impiannya itu. Ia tak ingin kejadian memalukan kemarin kembali terulang.

Ia merasa sangat damai berada dalam masjid.

Angin yang berhempus sepoi-sepoi. Udara yang nyaman seakan membuainya terbuai dan tenang.

“Ananda.”

“Ananda, bisa dengar bapak,” suara itu tiba-tiba terdengar. Ada guncangan kecil di bahu kanannya. Dedi membuka mata. Ia memang sudah biasa tertidur sambil duduk. Militer melatihnya untuk siaga setiap saat.

Saat itu ada 6 jamaah yang entah kapan datang, memandangnya dengan sorotan takjub. Dedi merasa malu. Apalagi jika jamaah ini tahu kalau dirinya sedang tidur.

“Maaf bapak-bapak. Saya larut dalam zikir,” ujarnya kemudian. Ia berbohong untuk menutup malu.

Penjelasan Dedi membuat para jamaah tersentak.

“Masya Allah,” ujar mereka serentak.

Pria paruh baya tadi mendekatinya dan memeluk. “Belum pernah bapak lihat, jamaah setenang ananda dalam zikir,” ujarnya dengan wajah terharu. Dedi merasa serbasalah.

“Ananda maaf bapak tadi mengganggu. Muadzin belum datang. Sementara waktu salat sudah tiba. Bisakah ananda bantu bapak untuk azan?” ujar pria paruh baya itu lagi. Dedi kelabakan mendengar permintaan bapak tadi.

“Suara bapak sudah tua. Sementara jamaah lain tidak bisa azan,” ujar bapak-bapak tadi sambil menunjuk ke arah jamaah lainnya. Mereka tertunduk malu.

Kepala Dedi tiba tiba merasa seperti dihantam batu besar.

“Ya tuhan. Cobaan apalagi ini,” gumamnya dalam hati. Badannya mulai terasa panas dingin. Sementara beberapa jamaah memandangnya dengan wajah mengiba. Lelaki paruh baya di sampingnya tersenyum ikhlas.

“Haruskah aku mengatakan baru pertama kali ini masuk masjid setelah belasan tahun? Itupun karena seorang wanita?” gumamnya. Matanya mulai berkunang-kunang.

[Bersambung]

Comments

Popular posts from this blog

Mudifah atau kunjungannya anak pondok

Hari kunjungan atau yang mereka sebutkan mudifah merupakan hari yang menyenangkan bagi anak pondok pesantren, karena hari itu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yups, hari yang begitu special seperti lebarannya anak pondok.pada hari kunjungan mereka bisa bertemu dengan sanak family dan semua keluarga besarnya, bayangkan mulai pagi hari mereka udah mulai antri hp dipengasuhan dengan batas waktu yang ditentukan mereka lengkap memesan semua pesanan sama keluarganya, yang paling utama adalah makanan, mulai dari nasi sampai dengan makanan penutup. Yang penulis herankan, terkadang dari segoni pesanannya cuma satu  yang dimakan,padahal semua makanan yang pesan sama aja dengan makanan sehari-hari di pondok juga, ah mungkin itu bawaan dari orangtua jadi berasal paling maknyuus gitu. Mudifah kata yang tak asing bagi penghuni pondok, yang kata mereka pondok adalah penjara suci,,,banyak istilah bagi mereka anak pondok, ada yang namanya penjara suci ?? tidak  lain adalah pesantren. Jadi...

REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM

  Soal Diskusi Soal 1. Ciri-ciri reaksi eksoterm adalah A. Sistem menyerap kalor dari lingkungan B. Lingkungan menyerap kalor dari sistem C. Sistem dan lingkungan memiliki kalor sama D. Kalor sistem dan lingkungan jika dijumlahkan sama dengan nol E. Pada akhir reaksi, kalor lingkungan selalu lebih kecil dari kalor sistem Soal 2 . Jika reaksi antara logam barium dengan asam klorida encer di campurkan ke dalam tabung reaksi yang  tersumbat dengan rapat, gas hidrogen di dalam sistem tidak dapat meninggalkan sistem tetap terjadi perubahan energi melalui dinding pada tabung reaksi. pada percobaan ini termasuk ke dalam ... A. Sistem tertutup B. Perubahan entalpi C. Sistem terbuka D. Perubahan energi dalam  Evaluasi E. Sistem terisolasi Soal 3. Pernyataan di bawah ini yang termasuk ke dalam reaksi Endoterm adalah .... A. Besi berkarat B. Air mengalir C. Ledakan bom D. Pembuatan es batu dan air E. Pembakaran kayu Soal 4. Proses reaksi di alam yang berlangsung spontan seperti pert...

JUJUR MENUJU KEMENANGAN

Puji dan syukur marilah sama-sama kita ucapkan kehadiran Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan NikmatNya kepda kita semua. Allah yang telah menghiasi manusia dengan kejujuran menghiasi malam dengan bulan purnama. Shalawat dan salam marilah sama-sama kita sanjungkan kepada seorang pemuda arab,imam diwaktu sholat ,pemimpin diwaktu perang, buah hati siti aminah dan jantung hati siti khadijah. Tidak lain dan tidak bukan yakni nabi besar Muhammad SAW. Yang telah menuntut umat manusia dari alam yang salam kea lam yang benar, dari alam yang penuh kebohongan ke alam yang penuh kejujuran. Bapak dewan hakim, bapak dan ibu pendamping, teman –teman peserta lomba, dan hadirin yang saya hormati. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan pidato dengan judul: “JUJUR MENUJU KEMENANGAN ” Tema kejujuran tengah menjadi buah bibir banyak orang. Dikoran, televise, warung kopi, ruang belajar bahkan dipasar. Kejujuran hadir dengan gaung yang membahana. Kita seakan baru mengenal k...