Apakah masih banyak yang berpikir bahwa tugas
seorang perempuan hanyalah sebagai ibu rumah tangga? Apakah mereka tidak boleh
memiliki peran dalam kehidupan masyarakat? Pemikiran seperti itu sepertinya
memang sudah seharusnya dihilangkan di zaman sekarang, mengingat kini sudah
banyak perempuan yang masih berkarier, di samping perannya sebagai ibu rumah
tangga.
Memang sih, perempuan identik dengan
sifatnya yang lemah lembut. Tapi, apakah hanya sifat itu saja? Tentu saja
tidak.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada salah
seorang perempuan yang dikenal gagah berani dan tak kenal takut, Ummu Umarah namanya. Anak dari Ka'ab
bin Amr dan Rabab binti Abdullah bin Habib ini memiliki dua saudara kandung
yang bernama Abdullah bin Ka'ab dan Abu Laila Abdurrahman bin Ka'ab.
Mungkin sebagai umat Muslim, kalian
hanya mengetahui bahwa orang-orang yang ikutserta dalam berperang hanyalah kaum
laki-laki saja. Ummu Umarah sepertinya akan mematahkan anggapan itu. Dia adalah
sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari Bani Mazim An-Najar dikenal sebagai
prajurit Muslimah yang gagah berani dan tak kenal takut.
Perempuan yang bernama lengkap Nasibah
binti Ka'ab al-Anshariyah ini tercatat dalam sejarah Islam telah menyelamatkan
Nabi Muhammad SAW yang saat itu tentara kafir akan membunuhnya.
Dikisahkan, saat itu di Bukit Uhud, 7
Syawal 3 H/22 Maret 625 Masehi ada sekitar 7.000 tentara Muslim yang dipimpin
Nabi Muhammad SAW bertempur melawan 3.000 tentara kafir yang dikomando oleh Abu
Sufyan. Ketika pasukan Muslim hampir meraih kemenangan, ada banyak pasukan
Muslim yang mengabaikan perintah Nabi Muhammad SAW, sehingga kekalahanlah yang
didapat.
Pasukan kafir yang memiliki celah,
berniat untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Namun, melihat pasukan Muslim dalam
keadaan terjepit, Ummu Umarah datang dengan mengangkat pedang dan menghadang
laju pasukan kafir yang hendak membunuh Nabi Muhammad SAW. Dialah perempuan
pemberani tanpa takut mati.
Sebenarnya, Ummu Umarah adalah seorang
petugas medis yang bertugas membawakan minuman kepada pasukan laki-laki
Muslimin dan mengobati luka-luka mereka. Tapi, dia datang usai melihat
kekacauan yang terjadi pada kaum Muslimin saat itu dan mengetahui Ibnu Qumai'ah
yang merupakan bagian dari pasukan kafir hendak membunuh Nabi Muhammad SAW.
Ummu Umarah merasa geram dan marah,
makanya dia datang tanpa rasa takut dengan membawa sebilah pedang untuk
menghadang Ibnu Qumai'ah. Tapi, tentu saja kekuatan yang dimiliki Ummu Umarah
tidak sebanding dengan Ibnu Qumai'ah. Dirinya merasa terpojok, namun perempuan
perkasa ini tetap berdiri dengan menghiraukan luka-luka yang ada ditubuhnya.
Yang ia tahu saat itu hanyalah untuk melindungi Nabi Muhammad SAW.
“Ia tidak berpaling ke kanan atau ke
kiri kecuali terus berperang demi aku” kata Nabi Muhammad SAW yang dikutip dari
beberapa sumber pada Kamis (25/6/2020).
ADVERTISEMENT
Usahanya pun tak sia-sia, para pasukan
Muslim kembali bangkit untuk menghindari kematian dari pertempuran tersebut.
Sehingga Ummu Umarah dan Nabi Muhammad SAW pun selamat.
Nah, dari kisah tersebut Ummu Umarah
pun disebut sebagai perisai Nabi Muhammad SAW. Sebab, telah melakukan
pengorbanan dan perjuangan besar dalam menjaga keselamatan Nabi Muhammad SAW.
Dalam kehidupan pribadi, Ummu Umarah
memiliki seorang suami yang bernama Ghazyah bin Amru Al-Mazini An-Najari. Dia
adalah sosok suami kedua setelah wafatnya suami pertama, Zaid bin Ashim
Al-Mazini An-Najjari. Suami pertamanya wafat karena ikut berperang melawan
musuh bersama kaum Muslimin dan Nabi Muhammad SAW. Dari suami pertamanya, Ummu Umarah
dikaruniai dua anak laki-laki, Abdullah bin Zaid dan Habib bin Zaid.
Mujahidah yang satu ini menunjukkan
bahwa dia adalah seorang veteran dalam perang. Semasa hidup, dia sangat setia
kepada Nabi Muhammad SAW. Dia juga turut serta dalam Perang Uhud, Hudaibiyah,
Hunain, dan Perang Yamamah.
Demikianlah kisah prajurit Muslimah
pertama yang berjihad di jalan Allah SWT bersama dengan Nabi Muhammad SAW.
Comments
Post a Comment