Skip to main content

Wasiet (8)




Penulis Musa AM

IBNU keringatan. Beberapa butir peluh turun dari rambutnya membasahi wajah. Padahal suasana masih pagi.

Matahari juga tak sedang menyengat anak adam seperti biasanya.

Ibnu keringatan karena ia dan Riska duduk saling berhadapan. Mereka hanya dipisahkan dengan meja kecil setinggi lutut pria dewasa. Apalagi Riska menatapnya berulangkali tanpa dosa. Gadis itu sepertinya tak sadar jika pesonanya mampu membuat setiap pria mabuk kepayang.

“Enak ya Mas, mie Aceh. Rempahnya terasa banget. Beda dengan mie di daerah kelahiran Riska,” ujar dia memulai percakapan. Hampir 10 menit mereka saling diam. Si Abang pedagang berulangkali tersenyum melihat Ibnu.

“Oya Mas, kita kenalan dong. Dari kemarin cuma kenal nama doing,” kata dia lagi.

“Saya Riska Hadayani. Mahasiswi semester dua Fisipol Unsyiah. Asal Ngawi, Jawa Timur. Baru setahun lebih sedikit di Aceh.”

Ibnu mencoba tersenyum. Ternyata memang benar jika Riska asal Jawa. Biarpun memakai pakaian muslimah, ia tergolong ceplas ceplos tapi asyik dijadikan lawan bicara. Ia cepat berbaur.

“Dekat dengan jurusan Mas kan?” katanya lagi.

Perkataan Riska ini membuat kening Ibnu sedikit berkerut. Riska buru buru meralat perkataannya.

“Dekat dengan kampus Mas Ibnu. Gedungnya FISIP kan berdekatan FKIP. Kemarin Riska lihat pin FKIP di tas saat Mas tidur di bantaran sungai,” ujar dia.

Penjelasan Riska membuat Ibnu tersenyum. Wanita itu ternyata cukup teliti.

“Ia. Saya Ibnu Hajar, mau masuk semester 4 di FKIP Sejarah Unsyiah. Kita satu universitas berarti. Cuma beda kampus.”

Suasana kemudian tiba tiba hening. Ibnu mencoba menyedot sisa air kelapa di depannya. Airnya cukup manis. Apalagi oleh penjual ditambah gula dalam airnya. Sementara Riska terlihat santai menyantap mie Aceh di depannya.

Seumur hidup, ini merupakan kali pertama bagi Ibnu duduk semeja dengan seorang gadis yang hampir sebaya dengan dirinya. Hal inilah yang membuat dirinya gugup dan salah tingkah. Jantungnya berdetak cepat. Namun Ibnu mencoba menutupi rasa itu dengan berpura-pura menikmati air kelapa di depannya.

Sedangkan Riska justru lebih rileks. Ia berulangkali menatap wajah Ibnu dari jarak dekat sambil tersenyum. Entah apa yang dipikirkan oleh gadis itu. Tapi Ibnu tak ingin menilai orang hanya dari apa yang dipikirkannya.

“Mungkin kultur beda. Gadis itu terlahir di daerah yang kultur sosialnya sedikit lebih longgar. Sementara di Aceh yang menerapkan syariat Islam, sedikit lebih tertutup,” gumam Ibnu dalam hati.

“Riska, panggil saya Ibnu aja ya. Jangan dipanggil Mas. Di sini agak aneh jika ada panggilan Mas,” ujarnya kemudian.

Riska tersenyum. Ia kemudian mengangguk.

“Iya deh, Bang Ibnu. Cocokan dipanggil Bang Ibnu. Maaf belum terbiasa. Di tempat asal Riska, untuk lelaki yang lebih tua dari kita, semua dipanggil Mas,” ujar dia.

Ibnu mengangguk tanda setuju. Dia dari awal memang memahami panggilan tadi usai mengetahui sosok itu berasal dari Jawa.

“Kalau di sini, panggilan Mas itu untuk penjual es krim atau tukang bakso,” ujar Ibnu bercanda guna mencairkan suasana.

Mendengar hal ini, Riska tertawa kecil. “Walah. Kalau di tempat asal Riska, justru kata Abang itu ditunjukan untuk pedagang bakso,” ujarnya kemudian.

Keduanya kemudian tertawa lepas. Si Abang pedagang di samping terlihat tersenyum melihat keduanya. Sedari tadi, ia cemas melihat sang laki-laki muda di depannya bertingkah kaku seperti orang yang baru pertama kali berhadapan lawan jenis.

“Ganteng-ganteng tapi keringatan di depan cewek. Membuat malu pria Aceh saja,” gumam si abang pedagang sambil mengamati kedua sejoli itu dengan seksama. Diam-diam ia nguping pembicaraan mereka.

“Oya. Bisa dipercepat tidak makannya, saya mau ke kampus,” ujar Ibnu tiba-tiba. Riska melongo. Si Abang pedagang tepuk jidat tiba-tiba.

[Bersambung]

Comments

Popular posts from this blog

Mudifah atau kunjungannya anak pondok

Hari kunjungan atau yang mereka sebutkan mudifah merupakan hari yang menyenangkan bagi anak pondok pesantren, karena hari itu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yups, hari yang begitu special seperti lebarannya anak pondok.pada hari kunjungan mereka bisa bertemu dengan sanak family dan semua keluarga besarnya, bayangkan mulai pagi hari mereka udah mulai antri hp dipengasuhan dengan batas waktu yang ditentukan mereka lengkap memesan semua pesanan sama keluarganya, yang paling utama adalah makanan, mulai dari nasi sampai dengan makanan penutup. Yang penulis herankan, terkadang dari segoni pesanannya cuma satu  yang dimakan,padahal semua makanan yang pesan sama aja dengan makanan sehari-hari di pondok juga, ah mungkin itu bawaan dari orangtua jadi berasal paling maknyuus gitu. Mudifah kata yang tak asing bagi penghuni pondok, yang kata mereka pondok adalah penjara suci,,,banyak istilah bagi mereka anak pondok, ada yang namanya penjara suci ?? tidak  lain adalah pesantren. Jadi di hari

KISI-KISI SOAL UJIAN SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 ALAFAN

Soal Kimia Kelas X IPA 1.       1. Jelaskan 4 Teori Atom yang kamu ketahui! 2.       2. Hitunglah Proton (P), Elektron (e) dan Neutron (N) dari:       3.       3. Tentukan golongan periode dengan menggunakan konfigurasi elektron berdasarkan kulit ( K L M N O ) dari: a.        6 C b.       12 Mg c.        18 Ar 4.       4. Tentukan golongan periode dengan menggunakan konfigurasi elektron berdasarkan sub kulit ( s p d f ) dari: a.        26 Fe b.       18 Ar c.        12 Mg d.       17 Cl 5.       5. Tentukan bilangan kuantum dari: a.        26 Fe b.       18 Ar     Soal Kimia Kelas XI IPA 1.       1. Tuliskan tabvel deret homolog alkana! 2.       2. Tuliskan nama dari semyawa hdrokarbon di bawah ini:   3.       3. Tuliskan nama dari senyawa Alkena dibawah ini!   4.       4. Dik Reaksi: CH 4 + O 2 à CO 2 + H 2 O   ΔH=-2P Berapakah ΔH pembakaran dari 1mol CH 4 5.       5. Bila Diketahui kalor pembentukan stándar: CO 2 = -393,5 k

belajar bahasa aceh part 2

Hari ini penulis akan melanjutkan bagaimana cara memperkenalkan diri dalam bahasa aceh, yang sebelumnya udah dijelaskan satu persatu kata dalam bahasa aceh tapi kali ini penulis akan mengajarkannya dalam bentuk kalimat ya!!!! Jangan pernah mengatakan susah sebelum mencobanya, seperti kata pepatah berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Begitulah kira-kira ya para inspirasi lovers, susah susah dulu belajar bahasa aceh hingga mahir bicara bahasa aceh seperti penulis, apalagi yang calonnya orang aceh setidaknya bisa bertanya dalam bahasa aceh “ soe nan droen” yang artinya “siapa nama kamu”. Ayoo langsung aja kita belajar bahasa aceh nya…….. Nan loen  ( nama saya) Loen awak aceh ( saya orang aceh) Asaai loen ( asal saya) Umu loen ( umur saya) Soe nan droen ( siapa nama kamu ) Padum umu droen( berapa umur kamu ) Lon galak kuah pliek U ( saya suka sayur plik U “ sayur khas aceh”) Padum yum bungoeng nyoe ( berapa harg