Skip to main content

Hindun Binti Utbah: Kisah Tobatnya Wanita Pemakan Hati (1)

 

Hindun Binti Utbah: Kisah Tobatnya Wanita Pemakan Hati (1)

 

Sebelum cahaya Islam menyinari kalbunya, wanita Quraisy itu digelari ''Akilatul Kibdah'' (Pemakan Hati).  Pada saat Perang Uhud berkecamuk, ia sempat memperlakukan jenazah Hamzah di luar batas kemanusiaan. Namun, lembaran hitam yang pernah dilakukannya di masa Jahiliyah, ditebusnya dengan menjadi Muslimah teladan dan pembela agama Allah SWT.

Dialah Hindun binti Utbah. Sejatinya, ia bernama lengkap Hindun binti Uthbah bin Robi’ah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf al-Umawiyah al-Qurasyiyah. Ibunya bernama Shafiyyah binti Umayyah bin Haritsah bin al-Auqashi bin Murah bin Hilal bin Falih bin Dzikwan bin Tsa’labah bin Bahtah bin Salim. 

''Ibuku adalah wanita yang sangat berbahaya di masa Jahiliyah dan di dalam Islam menjadi seorang wanita yang mulia dan baik,” ujar Mu’awiyah bin Abi Sofyan mengungkapkan sifat sang ibu. Setelah memeluk Islam, Hindun dikenal sebagai  seorang wanita yang memiliki sifat luhur, fasih dalam berbicara, pemberani, kuat, dan berjiwa besar.

Ia juga dikenal sebagai seorang pemikir, penyair, dan seorang wanita yang bijak. ''Beliau adalah seorang wanita yang berjiwa besar dan memiliki kehormatan,'' tutur Imam Ibnu Abdil Barr. Cahaya Islam mulai menyinarinya, ketika pasukan tentara Islam di bawah komando Rasulullah SAW berhasil menguasai Makkah dalam sebuah peristiwa bersejarah yakni Futuh Makkah.

Kemenangan itu diraih kaum Muslimin di bulan Ramadhan. Penduduk Makkah pun berbondong-bondong berbaiat kepada Rasulullah SAW. Setelah membaiat kaum laki-laki, Rasulullah SAW kemudian membaiat kaum wanita. Di antara wanita-wanita yang berbaiat kepadanya adalah Hindun. 

Dalam riwayat Imam ath-Thabari disebutkan, Hindun datang memakai cadar untuk menutupi wajahnya, karena takut dikenali. Hindun masih merasa takut akibat tindakannya terhadap Hamzah di masa lalu. Di atas bukit Shafa, Nabi SAW berkata,''Aku meminta kalian berjanji untuk tidak menyekutukan apa pun dengan Allah (syirik).” Lalu Umar RA yang berada di bawah bukit menyampaikan perkataan Rasulullah itu kepada kaum wanita dan memastikan jawaban mereka.

Rasulullah melanjutkan, ”Dan tidak boleh mencuri.” Tiba-tiba Hindun berkata, ''Sesungguhnya Abu Sufyan sangat kikir. Bagaimana jika aku mengambil sebagian hartanya tanpa dia ketahui?'' Abu Sufyan yang berada tidak jauh dari tempat tersebut menimpali, ''Semua yang engkau ambil telah kuhalalkan.''

Mendengar jawaban itu, Nabi SAW pun tersenyum, lalu berkata, ''Engkau pasti Hindun?'' Wanita bercadar itu pun menjawab, ''Benar. Maafkanlah segala kesalahanku di masa lalu, wahai Nabi Allah. Semoga Allah mengampunimu.''

Rasulullah  SAW melanjutkan, ''Dan tidak boleh berzina.'' Hindun lalu menimpali, ''Apakah wanita merdeka suka berzina?''  Nabi SAW berkata lagi, ''Dan tidak boleh membunuh anak-anak kalian.''  Hindun berkata, ”Kami telah bersusah payah membesarkannya, tapi setelah besar, kalian membunuhnya. Kalian dan mereka lebih mengetahui tentang hal ini.”

 

Comments

Popular posts from this blog

Mudifah atau kunjungannya anak pondok

Hari kunjungan atau yang mereka sebutkan mudifah merupakan hari yang menyenangkan bagi anak pondok pesantren, karena hari itu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yups, hari yang begitu special seperti lebarannya anak pondok.pada hari kunjungan mereka bisa bertemu dengan sanak family dan semua keluarga besarnya, bayangkan mulai pagi hari mereka udah mulai antri hp dipengasuhan dengan batas waktu yang ditentukan mereka lengkap memesan semua pesanan sama keluarganya, yang paling utama adalah makanan, mulai dari nasi sampai dengan makanan penutup. Yang penulis herankan, terkadang dari segoni pesanannya cuma satu  yang dimakan,padahal semua makanan yang pesan sama aja dengan makanan sehari-hari di pondok juga, ah mungkin itu bawaan dari orangtua jadi berasal paling maknyuus gitu. Mudifah kata yang tak asing bagi penghuni pondok, yang kata mereka pondok adalah penjara suci,,,banyak istilah bagi mereka anak pondok, ada yang namanya penjara suci ?? tidak  lain adalah pesantren. Jadi...

REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM

  Soal Diskusi Soal 1. Ciri-ciri reaksi eksoterm adalah A. Sistem menyerap kalor dari lingkungan B. Lingkungan menyerap kalor dari sistem C. Sistem dan lingkungan memiliki kalor sama D. Kalor sistem dan lingkungan jika dijumlahkan sama dengan nol E. Pada akhir reaksi, kalor lingkungan selalu lebih kecil dari kalor sistem Soal 2 . Jika reaksi antara logam barium dengan asam klorida encer di campurkan ke dalam tabung reaksi yang  tersumbat dengan rapat, gas hidrogen di dalam sistem tidak dapat meninggalkan sistem tetap terjadi perubahan energi melalui dinding pada tabung reaksi. pada percobaan ini termasuk ke dalam ... A. Sistem tertutup B. Perubahan entalpi C. Sistem terbuka D. Perubahan energi dalam  Evaluasi E. Sistem terisolasi Soal 3. Pernyataan di bawah ini yang termasuk ke dalam reaksi Endoterm adalah .... A. Besi berkarat B. Air mengalir C. Ledakan bom D. Pembuatan es batu dan air E. Pembakaran kayu Soal 4. Proses reaksi di alam yang berlangsung spontan seperti pert...

JUJUR MENUJU KEMENANGAN

Puji dan syukur marilah sama-sama kita ucapkan kehadiran Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan NikmatNya kepda kita semua. Allah yang telah menghiasi manusia dengan kejujuran menghiasi malam dengan bulan purnama. Shalawat dan salam marilah sama-sama kita sanjungkan kepada seorang pemuda arab,imam diwaktu sholat ,pemimpin diwaktu perang, buah hati siti aminah dan jantung hati siti khadijah. Tidak lain dan tidak bukan yakni nabi besar Muhammad SAW. Yang telah menuntut umat manusia dari alam yang salam kea lam yang benar, dari alam yang penuh kebohongan ke alam yang penuh kejujuran. Bapak dewan hakim, bapak dan ibu pendamping, teman –teman peserta lomba, dan hadirin yang saya hormati. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan pidato dengan judul: “JUJUR MENUJU KEMENANGAN ” Tema kejujuran tengah menjadi buah bibir banyak orang. Dikoran, televise, warung kopi, ruang belajar bahkan dipasar. Kejujuran hadir dengan gaung yang membahana. Kita seakan baru mengenal k...