Skip to main content

[Cerbung] Wasiet (1)

 



1 Januari 2018

JALANAN Kota Banda Aceh mulai sepi. Padahal ini adalah malam yang special. Ya, malam pergantian tahun.

Jam menunjukan pukul 00.02 dini hari. Baru beberapa detik tahun berganti. Di televisi, suara kembang api meletus berulangkali terdengar. Warga Jakarta bersorak gembira. Muda-mudi menyambut letusan tersebut dengan suka cita.

Seorang pembawa acara wanita, tampil seksi. Ia berkoar-koar soal harapan dan doa di tahun baru ini. Ia diapit oleh dua pembawa acara pria yang memakai jas hitam. Acara itu di live satu jam yang lalu.

“Semoga Allah Swt memberi rezeki yang lancar di tahun baru ini. Rezeki yang halal serta bermanfaat bagi nusa bangsa dan agama,” teriak perempuan tadi bersamaan dengan layar kamera yang menyorot kembang api meledak di udara.

“Tum, tum, tum.”

“Tum, tum, tum….tum.” Suara itu terdengar berulang kali.

Kamera kemudian kembali menyorot si perempuan seksi tadi. Ia sangat rupawan dan memiliki postur tubuh yang indah. Kulitnya putih mulus. Ia menarik rok merah menyala-nya yang terbelah hingga pangkal paha.

Sedangkan dua penyiar laki-laki tersenyum sambil menatap ke arah paha seksi tadi.

“Amin, amin,” ujar mereka serentak.

“Dapat suami yang taat agama juga untuk kamu ya Say,” kata salah satunya lagi.

Ibnu tersenyum geli melihat ketiga pembawa acara itu. Padahal ia sangat membenci kembang api. Ia hanya geli mendengar doa para artis ternama itu dengan pakaian dan prilakunya yang sangat kontra dengan agamanya sendiri.

“Ya tuhan, zina mata aku,” gumamnya tiba-tiba.

Beruntung Ibnu tinggal di Aceh. Ia menetap sementara di Banda Aceh. Daerah yang selama ini dikenal fanatik dalam beragama.

Kota tua ini memang sedikit berbeda. Tak ada perayaan pergantian tahun di sini. Di ujung Sumatera. Ya, kota tua yang baru berhenti perang dan islami.

Mata Ibnu segera beralih dari layar televisi. Ia mengamati sekeliling. Hanya ada beberapa sepeda motor yang terparkir rapi di depan Warkop, tempat ia mencari rezeki selama tiga tahun terakhir. Kendaraan tadi milik beberapa pengunjung yang sedang berselancar di dunia maya dengan memanfaatkan wifi gratis. Mereka mayoritas adalah mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di kampus-kampus seputaran Banda Aceh dan Aceh Besar. Sama sepertinya tiga tahun lalu.

Para pelanggan tadi seakan tak peduli dengan pergantian tahun baru. Mata mereka focus pada layar laptop dan handphone masing masing.

Ibnu bukanlah pemilik Warkop itu. Ia juga bukan pelayan di Warkop Pinggir Kali itu. Ibnu hanya pemilik satu rak di sana. Rak inilah yang menghidupinya selama ini.

Banda Aceh sebenarnya adalah kota yang ramah. Namun Tsunami membuat warga kota ini sedikit lebih matre. Tanda kutip, sedikit matre. Mayoritas kini berbicara soal uang. Dan tak sedikit dari warga kota ini, yang mengukur derajat dan harga diri seseorang itu dari uang yang dimilikinya. Walaupun tak semua berprilaku seperti tadi.

Usai tsunami, daerah ini menjadi pusat aktivitas di Aceh. Damai membuka kesempatan bagi siapapun untuk mendapat kehidupan yang layak di Banda Aceh. Tapi kota ini adalah transit baginya. Ia ingin terbang tinggi.

“Semua orang di dunia ini diciptakan dengan tubuh yang hampir sama. Punya dua mata, dua telinga, dua kaki dan dua tangan. Yang membedakan hanya pendidikan.”

Itu kata-kata yang sering diucapkan oleh ayahnya semasa hidup. Nasehat yang membuat Ibnu berjuang untuk mencari ‘pembeda’ seperti kata ayahnya itu.

Namun 4 tahun menempuh pendidikan di salah satu universitas favorit di Banda Aceh, dan lulus dengan nilai terbaik, ternyata belum membuat Ibnu jadi pembeda. Ia masih harus berjuang untuk hidup.

“Mungkin aku harus bekerja lebih giat. Menyerah berarti aku mengingkari apa yang diajarkan oleh orangtuaku sendiri,” gumam Ibnu dalam hati.

Ada rasa sakit yang luar biasa dalam tubuhnya setiap kali ia mengenang sosok ayahnya. Sosok yang ia rindukan selama ini. Ada ruang yang kosong dalam hatinya.

“Bang burger satu ya. Pakai telur saja.”

Ibnu terdiam. Ia masih larut dalam angannya sendiri.

“Bang burger satu.”

Beberapa pelayan yang sedang mengepel lantai memandang ke arah Ibnu. Mereka tertawa. Mungkin mereka sadar jika temannya itu sedang merenung.

“Hoi, Thoyib. Ada orang pesan burger.”


Sumber : Atjehwatch

[Bersambung]

Penulis adalah Musa AM. Cerita bersambung ini bersifat fiksi. Kesamaan nama, tempat dan alur dalam cerita ini hanya kebetulan belaka.

Comments

Popular posts from this blog

Mudifah atau kunjungannya anak pondok

Hari kunjungan atau yang mereka sebutkan mudifah merupakan hari yang menyenangkan bagi anak pondok pesantren, karena hari itu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yups, hari yang begitu special seperti lebarannya anak pondok.pada hari kunjungan mereka bisa bertemu dengan sanak family dan semua keluarga besarnya, bayangkan mulai pagi hari mereka udah mulai antri hp dipengasuhan dengan batas waktu yang ditentukan mereka lengkap memesan semua pesanan sama keluarganya, yang paling utama adalah makanan, mulai dari nasi sampai dengan makanan penutup. Yang penulis herankan, terkadang dari segoni pesanannya cuma satu  yang dimakan,padahal semua makanan yang pesan sama aja dengan makanan sehari-hari di pondok juga, ah mungkin itu bawaan dari orangtua jadi berasal paling maknyuus gitu. Mudifah kata yang tak asing bagi penghuni pondok, yang kata mereka pondok adalah penjara suci,,,banyak istilah bagi mereka anak pondok, ada yang namanya penjara suci ?? tidak  lain adalah pesantren. Jadi...

REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM

  Soal Diskusi Soal 1. Ciri-ciri reaksi eksoterm adalah A. Sistem menyerap kalor dari lingkungan B. Lingkungan menyerap kalor dari sistem C. Sistem dan lingkungan memiliki kalor sama D. Kalor sistem dan lingkungan jika dijumlahkan sama dengan nol E. Pada akhir reaksi, kalor lingkungan selalu lebih kecil dari kalor sistem Soal 2 . Jika reaksi antara logam barium dengan asam klorida encer di campurkan ke dalam tabung reaksi yang  tersumbat dengan rapat, gas hidrogen di dalam sistem tidak dapat meninggalkan sistem tetap terjadi perubahan energi melalui dinding pada tabung reaksi. pada percobaan ini termasuk ke dalam ... A. Sistem tertutup B. Perubahan entalpi C. Sistem terbuka D. Perubahan energi dalam  Evaluasi E. Sistem terisolasi Soal 3. Pernyataan di bawah ini yang termasuk ke dalam reaksi Endoterm adalah .... A. Besi berkarat B. Air mengalir C. Ledakan bom D. Pembuatan es batu dan air E. Pembakaran kayu Soal 4. Proses reaksi di alam yang berlangsung spontan seperti pert...

JUJUR MENUJU KEMENANGAN

Puji dan syukur marilah sama-sama kita ucapkan kehadiran Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan NikmatNya kepda kita semua. Allah yang telah menghiasi manusia dengan kejujuran menghiasi malam dengan bulan purnama. Shalawat dan salam marilah sama-sama kita sanjungkan kepada seorang pemuda arab,imam diwaktu sholat ,pemimpin diwaktu perang, buah hati siti aminah dan jantung hati siti khadijah. Tidak lain dan tidak bukan yakni nabi besar Muhammad SAW. Yang telah menuntut umat manusia dari alam yang salam kea lam yang benar, dari alam yang penuh kebohongan ke alam yang penuh kejujuran. Bapak dewan hakim, bapak dan ibu pendamping, teman –teman peserta lomba, dan hadirin yang saya hormati. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan pidato dengan judul: “JUJUR MENUJU KEMENANGAN ” Tema kejujuran tengah menjadi buah bibir banyak orang. Dikoran, televise, warung kopi, ruang belajar bahkan dipasar. Kejujuran hadir dengan gaung yang membahana. Kita seakan baru mengenal k...