Skip to main content

Mengingat 126 Tahun Kematian Tragis Meninggal Teuku Nyak Makam

 

Mengingat 126 Tahun Kematian Tragis Meninggal Teuku Nyak Makam



Faceboo
Jakarta – Saat itu, sebagian besar wilayah Aceh ingin dikuasai oleh Belanda yang sedang menanti kesempatan dan mewujudkan niat jahatnya itu. Namun, niat jahat Belanda ini dengan cepat diketahui oleh Sultan Ibrahim Mansyursyah (1838-1870), Sultan Aceh terbesar di abad ke-19. Akibatnya, Sultan pun meminta bantuan kepada seluruh warga Aceh, mulai dari orang biasa sampai para petinggi. Salah satunya adalah Panglima Teuku Nyak Makam.

Setelah Sultan melihat prestasi yang berhasil dicapai dalam berpolitik, cerdik memikirkan strategi militer, dan memiliki kepemimpinan yang bagus, barulah Teuku Nyak Makam diangkat menjadi Mudabbiru syarqiah, yaitu penegak kedaulatan Aceh di bagian timur dan sebagai Panglima Mandala Kerajaan Aceh di Sumatera Timur dan Aceh Timur dengan wakilnya Teuku Nyak Muhammad (Nyak Mamad) dari Peureulak.

Dengan pengangkatan dan kemampuan cerdiknya dalam berperang, membuat Belanda memiliki rasa ketakutan yang hebat terhadap Teuku Nyak Makam. Belanda menilai bahwa setiap orang Aceh sama dengan 100 orang tentara Belanda. Namun untuk Teuku Nyak Makam, Belanda menilai 10 kali lipat lagi dari setiap orang Aceh dan ini bernilai sama dengan 1.000 orang Belanda. Penilaian ini sesuai dengan fakta sejarah seperti yang dikutip dari buku Panglima Teuku Nyak Makam. Dengan kekuatan sedemikian, membuat Belanda selalu mencari cara untuk bisa mengalahkan Teuku Nyak Makam.

Kematian Tragis Teuku Nyak Makam

Akhirnya pada 21 Juli 1896, tentara Belanda mendapatkan kabar bahwa Teuku Nyak Makam sedang berada dalam keadaan lemah. Beliau sedang mengalami sakit berat di Lamnga dan jika Belanda menyerangnya, pasti dapat dihancurkan dengan cepat. Setelah mendengar kabar tersebut, Belanda yang dipimpin oleh Letnan Kolonel G.F. Soeters segera menuju Lamnga, tepat pada 21 Juli menjelang 22 Juli 1896.

Pasukan Belanda datang dengan strategi mengepuk dan berkombinasi bersama satu detasemen dari batalion yang ditempatkan di Kuala Gigieng. Pasukan ini berjumlah kurang lebih 2.000 orang tentara. Dengan kekuatan dan jumlah pasukan yang banyak ini, Belanda baru sanggup menghadapi seorang Panglima Aceh, Teuku Nyak Makam yang sedang sakit parah.

Mengutip dari jurnal yang berjudul Teuku Panglima Polem’s Purse, serangan Belanda yang secara tiba-tiba ini membuat desa Lamnga tidak mempersiapkan strategi perang karena tidak ada yang memberitakan sebelumnya. Saat itu, rata-rata penduduk desa Lamnga adalah perempuan, kakek-kakek yang sudah rentan, dan anak-anak kecil. Keadaan ini juga tidak dapat membendung ribuan tentara Belanda secara tiba-tiba untuk menyerang Teuku Nyak Makam yang berbaring lemah tak berdaya di atas tempat peristirahatannya.

Dengan kebengisannya, Belanda menangkap Panglima Teuku Nyak Makam kemudian diangkat dan dibawa dengan tandu. Kemudian, istri dan penghuni lainnya yang berada di kediaman Nyak Makam juga digiring oleh para tentara dengan pisau tajam ke arah badan mereka. Teuku Nyak Makam dan sang istri dibawa menuju kampung Gigieng, tempat Letnan Kolonel Soeters sedang menunggunya.

Meskipun wajah pucat pasi, badan kurus hanya tinggal kulit pembalut tulang, tetapi itu semua tidak menghentikan Kolonel Soeters untuk menyerang Teuku Nyak Makam. Soeters memancung kepala Teuku Nyak Makam dalam keadaan yang terikat dan terbaring di atas tandunya. Setelah itu, tubuh Nyak Makam dicincang sampai hancur secara bergantian oleh para 2.000 tentara Belanda lainnya dengan penuh semangat. Kematian Teuku Nyak Makam disaksikan secara langsung oleh istri dan anaknya. Selain itu, penduduk Lamnga pun digiring oleh pasukan Belanda untuk menyaksikan kematian Teuku Nyak Makam di Kuala Gigieng, Aceh.

Sumber: Tempo.co

Comments

Popular posts from this blog

Mudifah atau kunjungannya anak pondok

Hari kunjungan atau yang mereka sebutkan mudifah merupakan hari yang menyenangkan bagi anak pondok pesantren, karena hari itu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yups, hari yang begitu special seperti lebarannya anak pondok.pada hari kunjungan mereka bisa bertemu dengan sanak family dan semua keluarga besarnya, bayangkan mulai pagi hari mereka udah mulai antri hp dipengasuhan dengan batas waktu yang ditentukan mereka lengkap memesan semua pesanan sama keluarganya, yang paling utama adalah makanan, mulai dari nasi sampai dengan makanan penutup. Yang penulis herankan, terkadang dari segoni pesanannya cuma satu  yang dimakan,padahal semua makanan yang pesan sama aja dengan makanan sehari-hari di pondok juga, ah mungkin itu bawaan dari orangtua jadi berasal paling maknyuus gitu. Mudifah kata yang tak asing bagi penghuni pondok, yang kata mereka pondok adalah penjara suci,,,banyak istilah bagi mereka anak pondok, ada yang namanya penjara suci ?? tidak  lain adalah pesantren. Jadi di hari

REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM

  Soal Diskusi Soal 1. Ciri-ciri reaksi eksoterm adalah A. Sistem menyerap kalor dari lingkungan B. Lingkungan menyerap kalor dari sistem C. Sistem dan lingkungan memiliki kalor sama D. Kalor sistem dan lingkungan jika dijumlahkan sama dengan nol E. Pada akhir reaksi, kalor lingkungan selalu lebih kecil dari kalor sistem Soal 2 . Jika reaksi antara logam barium dengan asam klorida encer di campurkan ke dalam tabung reaksi yang  tersumbat dengan rapat, gas hidrogen di dalam sistem tidak dapat meninggalkan sistem tetap terjadi perubahan energi melalui dinding pada tabung reaksi. pada percobaan ini termasuk ke dalam ... A. Sistem tertutup B. Perubahan entalpi C. Sistem terbuka D. Perubahan energi dalam  Evaluasi E. Sistem terisolasi Soal 3. Pernyataan di bawah ini yang termasuk ke dalam reaksi Endoterm adalah .... A. Besi berkarat B. Air mengalir C. Ledakan bom D. Pembuatan es batu dan air E. Pembakaran kayu Soal 4. Proses reaksi di alam yang berlangsung spontan seperti pertunjukan kemban