KONSEP PEMIMPIN
Kelompok
9 :
Adeline
Kallita Cahyadi Putri (11210700000023)
Cakrawala
Ramadhani Putri Arisiva (11210700000156)
Fitrah
Khairina (11210700000006)
Inaya
Lutfa Hadya (11210700000088)
Kasih
Setyarini (11210700000091)
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul kepemimpinan dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial 1
pada program studi Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
konsep pemimpin bagi para pembaca dan juga bagi pemakalah. Pemakalah
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ikhwan Luthfi, M.Psi. selaku dosen
pengampu mata kuliah Psikologi Sosial 1 yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada kami sehingga mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini. Apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan, ataupun adanya ketidaksesuaian materi yang telah
kami cantumkan pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim pemakalah menerima kritik
dan saran dari pembaca agar bisa membuat makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.
Tangerang
Selatan, 28 Mei 2022
Pemakalah
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………….... ii
BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah….....…………………………………………………………………..1
C. Tujuan …………………………………………………………………………………....1
BAB II ISI
…………………………………………………………………………………….2
1. Pengertian pemimpin dan kepemimpinan
………..…………………...…………………..2
2. Teori kepemimpinan ………………..…………………………………………………….3
3. Tipologi kepemimpinan ……..……………………………………………………………5
4. Pengaruh kepemiminan ...……….……………………………………………………….10
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………….………….14
A. Kesimpulan
..…………………………………………………………….……………..14
B. Saran …………………………………………………………………………………….14
DAFTAR
PUSTAKA ...................…………………………………………………………..15
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Saat
kita berada dalam sebuah forum dan ikut berdidekasi dalam masyarakat tentu kita
akan menemukan yang Namanya seseorang pemimpin. Pemimpin merupakan komando bagi
setiap anggota yang di naunginya. Dalam kehidupan sehari-hari pula kita sering
menemukan pemimpin bahkan dalam hal kecil sekalipun.
Di
dalam diri seorang pemimpin ada yang disebut dengan sifat kepemimpinan. Hal ini
yang bis akita pelajari sebagai bahan evaluasi tentang makna kepemimpinan itu
sendiri. Kepemimpinan adalah sebuah komando yang dimiliki seorang pemimpin
dalam menuntun setiap anggota untuk mencapai suatu tujuan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan pemimpin ?
2. Apa
yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
3. Apa
saja yang termasuk kedalam teori kepemimpinan?
4. Apa
saja bagian dari topologi kepemimpinan?
5. Bagaimana
pengaruh kepemimpinan bagi lingkungan?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian pemimpin
2.
Untuk mengetahui
pengertian dari kepemimpinan
3.
Untuk mengetahui
teori-teori kepemimpinan
4.
Untuk mengetahui bagian
dari tipologi kepemimpinan
5.
Untuk mengetahui
pengaruh kepemimpinan bagi lingkungan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemimpin dan Kepemimpinan
a. Pemimpin
Pemimpin adalah seseorang yang
memberikan pengaruhnya pada orang lain. Berikut pengertian pemimpin menurut
para tokoh :
1) Stephen
P. Robbins dan Mary Coulter berpendapat pemimpin adalah “someone who can influence others
and who has managerial authority. Leadership is what leaders do (Robbins
& Coulter, 2012). Hal tersebut menjelaskan bahwa pemimpin adalah seseorang
yang dapat mempengaruhi orang lain dan memiliki wewenang manajerial.
2) Jerald
Greenberg dan Robert A. Baron mengatakan pemimpin adalah “leader is to
create to essential purpose or mission of an organization and the strategy for
attaining it” (Greenberg & Baron, 1995). Pemimpin adalah seseorang yang
menciptakan atau membuat tujuan penting atau misi dan strategi untuk mencapai
tujuan tersebut.
3) Menurut
Mondy dan Premeaux bahwa “leadership or leading involves influencing others
to do what the leader wants them to do” (Mondy & Premeaux, 1995).
Pendapat ini berarti menekankan adanya pengaruh yang diberikan pemimpin
terhadap anggota agar mereka melakukan suatu kegiatan yang di inginkan.
b. Kepemimpinan
Sedangkan kepemimpinan adalah segala
sesuatu yang dilakukan pemimpin. Sifat dari pemimpin dengan upaya mempengaruhi
anggotanya dalam mencapai tujuan. Berikut pengertian kepemimpinan menurut para
tokoh :
1) S.
Cramer, “Leadership is a process whereby an individual influences a group of
individuals to achieve a common goal” (Cramer, 2007). Menjelaskan bahwa
kepemimpinan merupakan suatu proses di mana seorang individu mempengaruhi
sekelompok individu untuk mencapai tujuan.
2) Menurut
Burn sebagaimana dikutip oleh Cecil V. Martinette kepemimpinan adalah
"leadership as leaders inducing followers to act for certain goals that
represent the values and the motivations--the wants and needs, the aspirations
and expectations--of both leaders and followers. The genius of leadership lies
in the manner in which the leaders see and act on their own and their
followers' values and aspirations (Cecil & Martinette, 2012)". Menjelaskan
bahwa kepempinan sebagai upaya seorang pemimpin yang mendorong anggotanya untuk
bertindak terhadap tujuan tertentu yang mewakili nilai-nilai dan
motivasi-keinginan dan kebutuhan, aspirasi dan harapan-baik pemimpin dan
pengikut. Kepemimpinan yang jenius terletak pada cara pemimpin dalam melihat
dan bertindak sendiri dan nilai-nilai serta aspirasi pengikut mereka.
B. Teori
kepemimpinan
Dalam
buku Kartini Kartono yang berjudul Pemimpin dan Kepemimpinan (2014:71)
mengemukakan sejumlah teori kepemimpinan, diantaranya sebagai berikut:
1. Teori
Otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini
didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak komando
antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin di sini cenderung mencurahkan perhatian
sepenuhnya pada pekerjaan; ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan
maksud agar pekerjaan dilaksankan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis
menggunakan perintah-perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi,
dan disiplin adalah faktor yang terpenting.
2. Teori
Psikologis
Teori ini menyatakan, bahwa fungsi
seorang pemimpin adalah memunculkan dan mengembangkan sistem kerja terbaik,
untuk memotivasi kesediaan bekerja dari para pengikut dan anak buah. Pemimpin
merangsang bawahan agar mereka mau bekerja, guna mencapai sasaran-sasaran
organisatoris maupun memenuhi tujuan-tujuan pribadi. Kepemimpinan yang mampu
memotivasi orang lain akan sangat mementingkan aspek-aspek psikis manusia
seperti pengakuan (recognizing), martabat, status sosial, kepastian emosional,
memperhatikan keinginan dan kebutuhan pegawai, kegairahan kerja, minat, suasana
hati, dan lain-lain.
3. Teori
Sosiologis
Dalam teori ini, kepemimpinan dianggap
sebagai usaha-usaha untuk melancarkan antar relasi dalam organisasi dan sebagai
usaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antar para pengikutnya,
agar tercapai kerja sama yang baik. Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan, dengan
menyertakan para pengikut dalam pengambilan keputusan terakhir. Selanjutnya
juga mengidentifikasi tujuan, dan kerap kali memberikan petunjuk yang
diperlukan bagi para pengikut untuk melakukan setiap tindakan yang berkaitan
dengan kepentingan kelompok atau organisasi.
4. Teori
Suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus
berusaha sekuat mungkin, dan bekerja dengan penuh gairah, sedang pemimpin akan
membimbing dengan sebaik-baiknya melalui kebijakan tertentu. Dalam hal ini,
pemimpin harus mampu menciptakan suatu lingkungan kerja yang menyenangkan, dan
bisa membantu mempertebal keinginan setiap pengikutnya untuk melaksanakan
pekerjaan sebaik mungkin, sanggup bekerja sama dengan pihak lain, mau
mengembangkan bakat dan keterampilannya, dan menyadari benar keinginan untuk
maju. Teori suportif ini biasa dikenal dengan teori partisipatif atau teori
kepemimpinan demokratis.
5. Teori
Laissez Faire
Dalam teori kepemimpinan ini sebenarnya
pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia hanya membiarkan bawahannya
berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberi kontrol dan koreksi
terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan
sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk dan saran-saran dari pemimpin.
Pemimpin semacam ini biasanya tidak
memiliki keterampilan teknis. Kepemimpinannya tidak mampu mengkoordinasikan semua
jenis pekerjaan, tidak berdaya menciptakan suasana kooperatif. Sehingga lembaga
atau organisasi yang dipimpinnnya rentan terhadap kekacauam. Pemimpin yang
memiliki gaya kepemimpinan ini cenderung tidak menggunakan aturan-atura yang
berlaku dalam organisasinya. Untuk menanggulangi masalah atau menetapkan tujuan
organisasi, pemimpin jenis ini mendelegasinkannya kepada bawahannya.
6. Teori
Perilaku Pribadi
Kepemimpinan jenis ini akan muncul
berdasarkan kualitas-kualitas pribadi atau pola-pola kelakuan para pemimpinnya.
Teori ini menyatakan, bahwa seorang pemimpin itu tidak melakukan
tindakan-tindakan yang identik sama dalam setiap situasi yang dihadapi. Dengan
kata lain, pemimpin dalam kategori ini harus memapu fleksibel, luwes dan
bijaksana serta harus mempu mengambil langkah-langkah yang paling tepat untuk
suatu masalah. Pola tingkah laku pemimpin dengan ciri ini erat kaitannya
dengan:
1) Bakat
dan kemampuannya
2) Kondisi
dan situasi yang dihadapi
3) Good-will
atau keinginan untuk memutuskan dan memecahkan permasalahan yang muncul
4) Derajat
supervisi dan ketajaman evaluasinya.
7. Teori
Sifat
Teori ini memandang bahwa untuk
mengidentifikasi sifat-sifat unggul seorang pemimpin dapat diketahui melalui
sifat, karakter dan perilaku orang-orang besar yang sudah terbukti sukses dalam
menjalankan kepemimpinannya. Sehingga ada beberapa ciri-ciri unggul yang
diharapkan dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu mempunyai intelegensi tinggi,
banyak inisiatif, energik, punya kedewasaan emosional, memiliki keterampilan
yang komunikatif, mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, peka, kreatif dan
selalu memberikan parstisipasi sosial yang tinggi.
8. Teori
Situasi
Teori ini menjelaskan, bahwa harus
terdapat daya lenting yang tinggi pada diri seorang pemimpin untuk dapat
menyesuaikan diri, tuntutan situasi, lingkungan dan zaman yang terus mengalami
perubahan. Sebab permasalahan-permasalahan hidup dan saat-saat yang tidak
terduga seperti adanya perang, revolusi dan lain-lain tentu penuh dengan
ancaman dan bahaya. Maka situasi-situasi seperti itu harus memunculkan satu
tipe kepemimpinan yang relevan dengan kondisi saat itu.
Tipe kepemimpinan seperti ini bersifat
multi-dimensional harus serba bisa, terampil, serta mampu melibatkan diri dan
menyesuaikan terhadap masyarakat dan situasi yang cepat. Teori ini beranggapan,
bahwa kepemimpinan itu terdiri atas tiga elemen dasar, yaitu pemimpin, pengikut
dan situasi. Dimana ketiga elemen tersebut saling berkaitan erat, dimana ada
kepemimpinan pasti selalu ada anggota dan dilaksanakan pada suatu situasi atau
kondisi.
C. Tipologi
kepemimpinan
Tipe
Kepemimpinan Sejak dulu, kajian tipologi kepemimpinan masih sangat terbatas
sehingga hanya terpatok pada tipe-tipe kepemimpinan klasik yang dapat
diklasifikasi, diantaranya: tipe otoriter/otokrasi, tipe laissez faire, tipe
demokratis, dan tipe pseudo demokratis.
Kemudian,
Tipe kepemimpinan diklasifikasi lebih lanjut oleh Slagian (1989). Menurutnya,
tipe kepemimpinan terbagi menjadi lima, yaitu: tipe otokrasi, tipe
militeristis, tipe paternalistik, tipe karismatik, dan tipe demokratis. Tidak
hanya itu, tipe kepemimpinan lainnnya juga telah dikemukakan oleh para ahli
kepemimpinan, yakni: kepemimpinan birokratis, people or relations-oriented
leadership (kepemimpinan berorientasi pada orang atau hubungan), servant
leadership (kepemimpinan melayani), task-oriented leadership (kepemimpinan yang
berorientasi tugas), kepemimpinan transaksional, dan kepemimpinan
transfornasional.
1. Tipe
Otokratis/Otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter pada umumnya
dianggap bersifat negatif karena dalam sistem ini segala keputusan, kebijakan,
dan kekuasaan berpusat pada pimpinan. Dengan kata lain, pimpinan memiliki
tanggung jawab penuh atas segala keputusan yang telah diambil. Biasanya
pimpinan telah menetukan standar pekerjaan yang harus dijalankan guna untuk
mencapai tujuan.
Pimpinan cenderung menerapkan ancaman
dan hukuman, sehingga mengakibatkan para bawahan melaksanakan pekerjaan dengan
berhati-hati karena takut akan ancaman dan hukuman yang akan menimpanya apabila
melakukan kesalahan. Otokratis berasal dari kata ‘oto’ (sendiri), dan ‘kratos’
(pemerintah).
Maka dari itu, tidak heran apabila
pimpinan yang menggunakan tipe kepemimpinan otoritas meliki sifat memerintah
dan menentukan segala sesuatu sendiri. Biasanya, pemimpin otokratis menganggap
organisasi sebagai milik pribadi, ia mengidentikkan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau
menerima kritik, saran, dan pendapat dari orang lain, kemudian terlalu
bergantung pada kekuasaan formalna, juga menggunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan, sehingga bawahan menjadi penurut dan tidak mampu berinisiatif,
serta takut untuk mengambil keputusan.
Selain sisi negatif, tipe kepemimpinan
otoriter ini juga memiliki sisi positif yakni manfaat bagi organisasi, antara
lain: pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinan
serta memberi rasa aman dan keteraturan bagi bawahan. Selain itu, orientasi
utama dari perilaku otokratis ini adalah pada tugas.
2. Sistem
Otoriter Bijak (Otokratis Paternalistik)
Sistem kepemimpinan ini hampir mirip
dengan sistem kepemimpinan sebelumnya, perbedaannya hanya terletak pada
fleksibilitas pimpinan dalam menetapkan standar yang ditandai dengan meminta
pendapat kepada bawahan. Tipe kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan
dengan kepemimpinan kebapakan karena pimpinan menjalankan tugasnya dengan sifat
layaknya seorang bapak terhadap anaknya.
Oleh karena itu, biasanya pemimpin yang
menggunakan tipe paternalistik mencintai dan menghormati para bawahannya. Tidak
hanya itu, pimpinan juga memberikan pujian bahkan hadiah apabila bawahannya
berhasil melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar. Meski begitu, sikap
pemimpin yang selalu memerintah tetap dominan.
Ciri-ciri
Kepemimpinan Paternalistik :
1) mereka
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan,
2) mereka
bersikap terlalu melindungi,
3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil keputusan sendiri,
4) mereka
hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,
5) mereka
memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau
bawahannya untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
6) selalu
bersikap maha tahu dan maha besar
3. Tipe
Maternalistik
Tipe kepemimpinan ini tidak jauh berbeda
dengan tipe kepemimpinan paternalistic. Perbedaannya hanya dalam kepemimpinan
maternalistik terdpat sikap overprotektive atau terlalu melindungi yang sangat
menonjol disertai dengan kasih sayang yang dilebih-lebihkan.
4. Tipe
Laissez Faire
Tipe kepemimpinan Laissez Faire
merupakan tipe kepemipinan yang bertolak belakang dengan kepemimpinan otoriter,
dimana kebijakan yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para anggota
kelompok, yakni dalam hal pembagian tugas dan kerjasama tanpa adanya saran dan
petunjuk dari pemimpin.
Kata Laissez Faire memiliki arti
“biarkan saja berjalan” atau “tidak usah dihiraukan”, dengan kata lain, Laissez
faire mengandung sikap ‘masa bodo’ dalam suatu hal. Hal tersebut menjadikan
setiap anggota bergerak masibg-masing tanpa arahan yang jelas, dan
mengakibatkan kegagalan dalam semua aspek manajemen. Oleh karena itu, tipe
kepemimpinan ini rasanya kurang tepat untuk digunakan dalam lingkup organisasi.
5. Tipe
Demokratis
Manusia merupakan faktor utama dan
terpenting dalam suatu organisasi. Kekuasaan dan wewenang kepemimpinan
demokratis bersumber dari bawahan, bukan pimpinan. Dalam hal ini, perilaku
kepemimpinan yang menonjol adalah perilaku untuk memberi penyelamatan dan perlindungan
bagi anggota, perilaku memajukan dan mengembangkan organisasi serta perilaku
eksekutif.
Setiap individu diperlakukan dengan
baik, dihormati, dan dihargai eksistensi dan peranannya dalam memajukan dan
mengembangkan organisasi. Dalam melaksanakan kepemimpinannya, pimpinan
cenderung lebih mengutamakan kerjasama dan team work guna mencapai tujuan.
Pimpinan juga tidak segan untuk menerima kritik, dan saran, serta pendapat dari
bawahannya. Tipe kepemimpinan demokratis bersifat terbuka untuk diskusi dan
keputusan kelompok.
6. Tipe
Pseudo Demokratis
Kata pseudo memiliki arti palsu,
pura-pura. Tipe kepemimpinan pseudo demokratis sering disebut sebagai pemimpin
yang memanipulasi demokratis (demokratis semu), atau dengan kata lain pemimpin
yang manipulatif. Gaya pemimpin yang seperti ini biasanya ingin terlihat elegan
dan bijaksana seolah-olah dia demokratis, padahal tidak. Ia memiliki niat
tersembunyi dibalik kesan elegannya, yakni otokrasi. Namun, tipe kepemimpinan
pseudo ini tidak menonjolkan otokrasi secara terang-terangan, melainkan
mendesak keinginannya secara halus.
Dalam hal ini, Kimbal Willes menyatakan
bahwa tipe kepemimpinan pseudo demokratis dalam memimpin suatu organisasi itu
seperti diplomatic manipulation atau manipulasi diplomatik. Singkatnya,
pemimpin pseudo demokratis sebenarnya merupakan orang otokratis yang menyamar
menjadi orang demokratis. Ia mahir dalam hal menutup-nutupi sifat otokratisnya
dengan menunjukkan penampilan yang memberikan kesan seolah-olah ia demokratis.
7. Tipe
Militeristis
Tipe kepemimpinan militeristik tidak
berbeda jauh dengan tipe kepemimpinan otoriter, dimana pimpinan menggunakan
pangkat dan jabatannya untuk memusatkan seluruh kebijakan dan keputusan yang
diambil atas dirinya sendiri secara penuh. Pimpinan memegang seluruh kendali,
baik dalam pembagian tugas, tanggung jawab, dan lain sebagainya. Sedangkan
bawahan hanya bisa patuh dan tunduk dalam melaksanakan perintah yang telah
diberikan.
Tipe kepemimpinan militeristik merupakan
tipe kepemimpinan yang memimpin suatu organisasi dengan cara menggerakkan dan
memerintah bawahannya untuk mencapai tujuan, yakni sebagai alat utama. tipe
kepemimpinan ini sangat memandang pangkat dan jabatan dalam memerintah dan
menggerakan bawahan. Sifat kepemimpinan militeristik cenderung menggunakan
sistem perintah dan komando, keras, dan sangat otoriter, kaku, dan terkadang
kurang bijaksana karena menuntut kepatuhan/ketaatan mutlak dari bawahan; sangat
formalitas; berbagai upacara ritual, dan lain sebagainya.
8. Tipe
Karismatik
Tipe kepemimpinan karismatik merupakan
tipe kepemimpinan yang memiliki daya tarik, kekuatan, dan energi yang sangat
besar dan kuat, serta memiliki banyak pengawal yang dapat dipercaya.
Kepemimpinan ini juga memiliki keberanian, inspirasi, dan keyakinan yang sangat
teguh pendirian. Konon, kepemimpinan karismatik dipercaya memiliki kekuatan
ghaib atau supranatural, yang dikaruniai oleh Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan
karismatik selalu memancarkan daya tarik dan pengaruh yang sangat kuat dan
totalitas.
9. Tipe
Birokratis
Dalam mejalankan tugasnya, pemimpin
birokratis bekerja “berdasarkan aturan”, memastikan staf /bawahan mereka
mengikuti prosedur secara tepat dan benar. Hal ini merupakan tipe yang sangat
tepat dalam melibatkan resiko keamananyang serius. Perilaku kepemimpinan
birokratis ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang
telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis, secara
umum akan membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan yang telah
berlaku dan tidak ada lagi fleksibilitas.
10. Servant
Leadership
Kepemimpinan yang melayani (servant
leadership) merupakan suatu tipe atau model kepemimpinan yang dikembangkan
untuk mengatasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh suatu masyarakat atau
bangsa. Servant leadership adalah sebuah gaya kepemimpinan di mana pemimpin
mengutamakan kebutuhan tim. Tipe kepemimpinan ini dapat digunakan dalam semua
jenis bisnis. Seorang servant leader sangat mengutamakan kebutuhan karyawan
mereka.
11. People
or Relations-oriented Leadership
Tipe kepemimpinan ini adalah kebalikan
dari kepemimpinan berorientasi tugas; pemimpin secara total berfokus pada
mengorganisir, mendukung, dan mengembangkan orang dibawah kepemimpinannya.
Sebuah gaya partisipastif, yang cenderung mengarah pada kerja tim yang baik dan
kolaborasi yang kreatif.
12. Task-oriented
Leadership
Kepemimpinan ini bersifat otoriter
karena sangat mementingkan tugas/hasil sehingga bawahan dianggap tidak penting
karena sewaktu-waktu dapat diganti. Kepedulian untuk produksi atau “task oriented”
dapat dilihat dari sejauh mana seorang pemimpin menekankan sasaran konkret,
efisiensi organisasi dan produktivitas yang tinggi ketika memutuskan bagaimana
cara terbaik untuk menyelesaikan tugas.
13. Kepemimpinan
Transaksional
Menurut Bycio dkk. (1995) dan Koh dkk.
(1995), kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang
pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin
dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Kepemimpinan transaksional
merupakan tipe kepemimpinan dimana seorang pemimpin lebih cenderung memberikan
arahan pada bawahannya, dan memberi insentif serta hukuman pada kinerja mereka
serta menitik beratkan terhadap perilaku untuk membimbing pengikutnya.
14. Kepemimpinan
Transformasional
Tipe kepemimpinan transformasional
merupakan tipe kepemimpinan di mana pemimpin menggunakan karisma dan antusiasme
untuk mempengaruhi pengikutnya. Kepemimpinan ini menggunakan pendekatan dengan
melakukan usaha mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan mengilhami
bawahan atau anggota organisasi atau perusahaan untuk mengeluarkan usaha ekstra
dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan, tanpa merasa ditekan atau
tertekan.
D. Pengaruh
kepemimpinan
Syamsu
& Novianty (2017) dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi menuliskan bahwa “Keberhasilan suatu usaha pada kelompok atau
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan itu sebagian besar akan
ditentukan oleh kemampuan pemimpin. Kemampuannya dalam menggerakkan
anggota/bawahannya. Keterampilan kepemimpinan yang baik dan efektif sangat
penting untuk membangun, mendorong dan mempromosikan kualitas bukan kuantitas
produksi dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya meraih keberhasilan”. Oleh
karena itu, sebuah kelompok atau organisasi harus mendapatkan pengaruh dari
seorang pimpinan yang bersedia memimpin.
Berdasarkan
pengertian dari kepemimpinan oleh Robbins dan Stephen (2011), yaitu “Kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk
pencapaian suatu visi atau tujuan”. Miftah Thoha (2008) ikut menyatakan bahwa
“Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni
mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan maupun kelompok”.
Serta
Oemar (2001) menuliskan dalam Indrasari bahwa “seseorang yang menduduki jabatan
pemimpin dalam manajerial suatu organisasi mempunyai peranan penting, tidak
hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan akan tetapi juga dalam
menghadapi pihak luar organisasi”.
Kreitner
& Kinicki (2005), mengutarakan bahwa pada organisasi atau sebuah kelompok
yang berhasil itu dipengaruhi oleh 70%-90% kepemimpinan dan 10%-30% dipengaruhi
oleh manajemen. Ini membuktikan bahwa kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap
kinerja suatu kelompok. Baik kelompok dalam lingkup pekerjaan, pendidikan atau
masyarakat.
Menurut
(Koontz & O Donnel, 1986), kepemimpinan secara umum, yaitu pengeruh, seni
atau proses mempengaruhi sekelompok orang, sehingga mereka mau bekerja dengan
sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompok.
Dari
beberapa pengertian yang sudah dijabarkan sebelumnya serta buku Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi oleh Syamsu & Novianty (2017) sebagai penguatnya,
maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh adanya kepemimpinan secara umum, yaitu :
1. Tujuan
suatu kelompok atau organisasi tercapai dengan sebagaimana mestinya.
Pemimpin dinilai sangat penting dalam
terwujudnya tujuan sebuah kelompok. Walaupun manajemen oleh manajer juga dapat
melakukannya, namun dibutuhkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill) yang baik dan efektif untuk menciptakan,
mendorong dan mempromosikan sampai meraih keberhasilan. Inilah yang menyebabkan
pemimpin berpengaruh lebih besar, karena keterampilan kepemimpinan sangat
penting untuk meningkatkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi.
2. Mengatur
dan mengkordinasikan arah suatu kelompok dalam bekerja.
Tidak hanya berfokus pada tujuan, tapi
pemimpin hendaknya mengawasi setiap kinerja anggota atau orang pengikutnya. Ini
bertujuan agar orang yang bekerja untuknya tetap pada jalurnya masing-masing.
Maksudnya adalah kerja yang dilakukan masih relevan dan tidak menghambat proses
mendapatkan keberhasilan. Di sini lah kepemimpinan yang efektif harus ada. Jika
pemimpin tidak membimbing kelompok tetap fokus pada kinerjanya, maka tidak akan
efektif juga kepemimpinannya. Kelompok akan menghabiskan waktu dan tenaga yang
terbuang begitu saja. Sehingga tujuan tidak akan tercapai secara sempurna.
3. Memiliki
kemampuan kepemimpinan yang efektif
Kepemimpinan
yang efektif memiliki beberapa unsur, yaitu :
1) Produktivitas
Kemampuan dan
kemauan untuk memanfaatkan sumber daya manusia dan non-manusia untuk
menghasilkan prestasi kerja yang efektf dan berdaya guna.
2) Kepuasan
Kerja
Lingkungan atau
atmosfir dalam bekerja dapat mempengaruhi kepuasan anggota kelompok yang
bekerja. Maka dari itu, pemimpin juga harus siap menciptakan lingkungan yang
baik. Hal ini dapat dilakukan dengan pemimpin dapat memastikan bahwa ia
bersikap sesuai dengan apa yang bisa diterima oleh kelompok.
3) Kerjasama
kelompok
Pemimpin harus
memastikan bahwa semua anggota kelompok mengerjakan tugasnya masing-masing
dengan baik dan saling memberikan kepercayaan satu sama lain untuk tercapainya
tujuan mereka.
4) Kegiatan
yang terorganisir
Pemimpin
memastikan segala aktivitas organisasi didelegasikan secara adil dan merata
pada pegawainya untuk menghindari bentrokan di lingkungan organisasi. Karena
organisasi terdiri dari banyak manusia, pemimpin harus bersikap adil dalam
menata setiap kegiatan atau pekerjaan yang ada.
5) Semangat
kelompok yang dipimpin.
Anggota kelompok
menjadi salah satu terwujudnya kepemimpinan yang efektif. Jadi pemimpin yang
bijaksana mampu memberikan hak kepada tiap kelompok dalam hal pemikiran dan
perilaku, agar dapat terjalin interaksi yang lebih baik. Interaksi yang baik
ini dilaksanakan dengan menjaga disiplin dan mengerjakan tugas masing-masing.
6) Koordinasi
Pemimpin harus
bisa mengintergrasikan tujuan pribadi dan tujuan kelompok. Tidak hanya secara
umum, kepemimpinan juga membawa pengaruh kepada sang pemimpin juga. Jika
dilihat dari pengaruh kepemimpinan untuk si pemimpin, yaitu :
-
Menambah rasa percaya
diri
Kepemimpinan
sangat berpengaruh terhadap rasa percaya diri seseorang. Dengan ia memimpin dan
membuat keputusan, serta diberi kepercayaan yang besar dari anggota kelompoknya,
pemimpin akan cenderung merasa lebih percaya diri.
-
Merasakan bagaimana
kekuasaan itu berlaku bagi pemimpin
Memimpin,
menjadi pemimpin dan menjalankan kepemimpinan dalam sebuah kelompok berarti
sama saja dengan memegang kekuasaan. Menjadi pemimpin tidak hanya harus
efektif, namun juga harus bijak. Jadi dalam kekuasaan yang dipegang, pemimpin
juga harus mengontrol dirinya dalam menguasai kelompok yang dipimpin. Syamsu
& Novianty (2017) juga menuliskan “Kepemimpinan yang efektif terwujud pada
pemimpin yang kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya mencapai prestasi yang
memuaskan”.
-
Menyelesaikan masalah
dengan baik
Menjadi pemimpin
tidak akan selalu berjalan dengan mulus, pasti ada rintangan atau masalah yang
terjadi. Dalam menangani bahkan mencegahnya, pemimpin harus berpikir secara
kritis untuk menanganinya. Demi keberhasilan tujuannya, pemimpin juga harus
bisa menyelesaikan masalah-masalah yang datang baik masa lalu atau masa
mendatang baik secara tindakan ataupun melalui pemikiran. Tidak hanya berasal
dari dalam, namun masalah bisa datang dari pihak eksternal.
-
Selalu dapat diandalkan
dalam memimpin
Karena pemimpin
seharusnya sudah memiliki leadership skill atau keterampilan kepemimpinan, maka
dia juga otomatis akan diberi kepercayaan untuk memimpin di masa depan. Apalagi
jika dia sudah berhasil mewujudkan tujuan, maka pemimpin bisa diandalkan dalam
segala hal yang bersangkutan dengan memimpin.
BAB
3
PENUTUP
A. Simpulan
Pemimpin
adalah seseorang yang memberikan pengaruhnya pada orang lain dan memeliki wewenang
majerial. Sedangkan kepemimpinan adalah segala sesuatu yang dilakukan pemimpin.
Sifat dari pemimpin dengan upaya mempengaruhi anggotanya dalam mencapai tujuan.
Teori
kepemimpinan terdiri dari teori otokratis, psikologis, sosiologis, suportif,
laissez faire, perilaku pribadi, sifat dan teori situasi. Serta mempunyai empat
belas tipe kepemimpinan. Pengaruh dari kepemimpinan diantaranya Tujuan suatu
kelompok atau organisasi tercapai dengan sebagaimana mestinya, Mengatur dan
mengkordinasikan arah suatu kelompok dalam bekerja, kepuasan kerja, kerja sama
kelompok, kegiatan yang terorganisir, semangat kelompok yang dipimpin dan
koordinasi.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kita sampaikan. Meskipun makalah ini belum sempurna. Untuk itu kami menerima dengan sepenuh hati kritik dan saran dari pembaca. Semoga materi ini memberikan wawasan baru bagi kita semua.
Sari, I. S. (2019). Hakekat, Dinamika
Organisasi, Dan Fungsi Pemimpin Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Jurnal
Ilmiah Iqra’, 26 - 37.
Triwisudaningsih,
E. (2020). Tipologi Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja.
At-Ta’lim: Jurnal Pendidikan, 6(2), 151-171.
Angelo Kinicki,
Robert kreitner. (2005). Perilaku Organisasi, Jakarta: salemba empat,
Miftah Thoha.
(1998). Perilaku Organisasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen dan dan Timothy Judge (2012)
Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Syafar, Djunawir. (2017). Teori Kepemimpinan Dalam
Lembaga Pendidikan Islam. Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(1),
147-155.
Syamsu Q.Badu, Novianty Djafri. (2017). Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi. Kota Gorontalo: Ideas Publishing.
Marjaya, I., &
Pasaribu, F. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Dan Pelatihan Terhadap
Kinerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1),
129-147.
Comments
Post a Comment