Skip to main content

ISLAM DAN KEMAJMUKAN

 

                          MAKALAH

 

ISLAM DAN KEMAJMUKAN

 

   

Kata Pengantar

 

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah swt, karena dengan rahmat dan inayahNya kita masih diberikan kesempatan untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan persaudaraan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi Besar Muhammad saw, keluarga, sahabat dan pengikutnya yang telah menuntun ummat manusia kejalan yang benar.

Kemajmukan ataun keberagaman merupakan realitas dan sunnatullah dalam kehidupan. Artinya manusia memiliki agama yang berbeda, etnis dan budaya yang beragam serta jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sebagian dari kemajmukan ini bersifat alami yang dibawa sejak lahir seperti warna kulit, jenis kelamin dan suku bangsa.

Oleh karena itu dalam upaya memberikan solusi untuk mencapai kebersamaan dalam keberagaman di tengah-tengah masyarakat, maka makalah yang berjudul” ISLAM DAN KEMAJMUKAN” Merupakan salah satu media sosialisasi atau penyebaran informasi tentanga kemajmukan bangsa ini yang merupakan bahagian dari tugas dan fungsi Kementerian Agama, sehingga masyakat dapat memahami tentang kemajmukan/keberagaman.

Namun, makalah ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan dengan segala keterbatasan ada, sehingga saran dan masukan untuk kesempurnaan dan perbaikan makalah ini sangat kami harapkan. Akhirnya saya mengucapakan terimkasih kepeda teman teman dan kelurga  tercinta yang telah memberikan motivasi dan dorongan kepada saya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan. Kepada Allah swt memohon petunjuk dan kepadaNya kita berserah diri, semoga harapan dan keinginan kita dikabulkanNya. Amin


BAB I

PENDAHULUAN

Islam memberi konsep yang luas tentang kemajmukan dalam kehidupan ummat manusia. Kemajmukan atau keberagaman merupakan wujud dari ajaran Tauhid ( ke-Esa-an ). Islam adalah agama Tauhid yang mengajarkan ke-Esa-an Tuhan. Karena itu seluruh wahyu yang diberikan kepada para nabi dan Rasul memiliki kesamaan dalam pesan ketauhidan “ Tiada Tuhan selain Allah “ . Selanjutnya Islam juga mengajarkan bahwa manusia adalah satu ummat dalam konteks kemanusian karena seluruh eksistensi kehidupan memiliki satu kesatuan yang utuh.

Kemajmukan atau keberagaman merupakan ralitas dan  sunnatullah dalam kehidupan. Artinya, manusia memiliki agama yang berbeda, etnis dan budaya yang beragam serta jenis kelamin laki laki dan perempuan. Sebagian dari kemajmukan ini bersifat alami yang dibawa sejak lahir, seperti warna kulit, jenis kelamin dan suku bangsa. Sementara perbedaan lain yang bersifat sosio kultural, seperti bahasa, agama, idiologi, persepsi, gagasan dan sebagainya.

Sejarah mencatat bahwa masyarakat majmuk (pluralis) memiliki tingkat kretifitas yang lebih bila dibandingkan dengan komunitas homogen ( tunggal ), karena interaksi sosial antar kelompok akan mendorong individu dan masyarakat untuk lebih terbuka dan toleran terhadap eksistensi orang lain. Ini terjadi disebabkan semua komunitas agama, suku dan bangsa akan memberi kontribusi bagi kehidupan bersama yang akhirnya melahirkan kedamaian sosial dalam masyarakat.

Dalam kontek kemajmukan, Islam mengajarkan bahwa perbedaan merupakan rahmat bagi manusia yang berperan sebagai khalifah Allah di muka bumi. Pemahaman tentang esensi kamajemukan dan keberagaman serta fungsi manusia sebagai khalifah akan melahirkan kriatifitas. Kreatifitas agama, ekonomi dan sosial budaya tidak mungkin terwujud jika bumi hanya dihuni oleh satu golongan manusia. Begitu pula dunia ini tidak mungkin berkembang kalau dipadati hanya oleh satu kelamin saja.

Perbedaan indentitas ini pada dasarnya mengacu pada perwujudan ukhwah yang menghendaki sikap saling mengenal sebagaimana  tersebut dalam Al Quran surat Al Hujarat ayat 13 yang artinya: “ Wahai manusia sesungguhnya KamI telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu dalam pandangan Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.

Ayat di atas menjelaskan bahwa Islam mengakui adanya keragaman dan kemajmukan makhluknya termasuk manusia. Kemajmukan tersebut diciptakan oleh Allah swt, untuk kepentingan manusia guna saling kenal mengenal satu sama lain. Melalui konsep “ lita’arafu “ inilah manusia dapat memakmurkan bumi sebagai pengemban amanah Allah swt. Saling kenal dan memahami antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, akan melahirkan kekuatan dan persaudaraan, yang pada akhirnya akan membawa manusia pada kehidupan yang damai dan sejahtera.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Islam

Islam adalah agama Allah untuk seluruh ummat, yang mentur hidup dan kehidupan manusia agar selamat dan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam berasal dari kata: salima, salaman, salamatan artinya selamat, keselamatan  dan kesejahteraan. Ungkapan tersebut sesuai dengan firman Allah swt dalam Al Quran surat Al Maidah ayat : 16 Yang artinya: Dengan kitab itulah Allah menunjukkan orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya kejalan keselamatan dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjukkan mereka kejalan yang lurus.( Al Maidah:16 )

 

Islam juga berasal dari kata salamun, assalam yang artinya damai dan tentram. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran Surat Qaf ayat 34. Artnya : “Masuklah kedalam syurga itu dengan aman, itulah hari kekekalan “ ( Qaf 34 ). Dari ayat tesebut dapat dipahami arti dari Islam adalah keselamatan, kesejahteraan, damai, aman dan tentram.

 

Dengan demikian Islam adalah agama yang mejamin keselamatan, ketentraman, ketenangan, kedamaian, keamanan dan kesejahteraan, yang selalu menuntun ummat kejalan keselamatan untuk mencapai kebahgiaan hidup di dunia dan di akhirat.

 

B.      Pengertian kemajemukan.

Kemajmukan atau keberagaman merupakan realitas dan sunnatullah dalam kehidupan. Artinya, manusia memiliki agama yang berbeda, etnis dan budaya yang beragam, serta jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sebagian dari kemajmukan ini bersifat alami yang dibawa sejak lahir, seperti warna kulit dan jenis kelamin. Sementara perbedaan perbedaan lain yang bersifat sosio kultural, seperti bahasa, agama, idiologi, budaya, persepsi dan sebagainya.

Kemajmukan sama arti dengan keragaman yaitu bermacam-macam, berbagai jenis dan lain-lain.

Kemajmukan adalah keaneka ragaman. Jadi kemajmukan Indonesia adalah keaneka ragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang terdiri dari ras, etnis/suku yang berbeda-beda. Masyaraka Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai masyarakat yang bersifat majemuk. Hal tersebut dapat diketahui dengan semboyan Negara Repubelik Indonesia “ artinya meskipun berbeda-beda tapi tetap satu “

 

 

C.       Kreativitas dalam Pluralitas.

 

Sejarah mencatat bahwa masyarakat majemuk  ( pluralis ) memiliki tingkat kreativitas yang lebih bila dibandingkan komunitas  homogen ( tunggal ), karena interaksi sosial antar kelompok akan mendorong individu dan masyarakat untuk lebih terbuka dan toleran untuk eksistensi orang lain. Ini terjadi disebabkan semua komunitas agama, suku dan bangsa akan  memberi konstribusi bagi kehidupan bersama.

 

Kegagalan dalam memahami dan menghormati perbedaan dapat memicu konplik, bahkan kekerasan, diskriminasi dan pembunuhan. Perang Dunia kedua ( PD II ) merupakan salah satu bentuk kegagalan masyarakat Eropa dalam menghormati pluralitas dan keberagaman antar suku dan bangsa. Ia telah memberikan peluang kepada Adolf Hitler untuk mempropokasi dan menggiring penduduk Jerman untuk memusuhi dan menghabisi warga Yahudi.

 

Dalam skala Nasional Indonesia juga merasakan pengalaman pahit dari kegagalan anak bangsa memahami dan menghargai perbedaan hak orang lain. Kekersan di Maluku, Poso, Sambas, Papua dan Aceh yang telah merenggut ribuan jiwa, menghancurkan harta benda, merupakan sebagian dari contoh kegagalan warga negara untuk hidup sesuai dengan kemajemukan sebagai sunnnatullah.

 

Islam telah berhasil dalam mengekpresikan kemajmukan dan keberagaman manusia. Sejak awal lahirnya, Islam memberikan pengakuan terhadap berbagai perbedaan yang dimiliki makhluk, dan menjadi bagian dari pesan Rasulullah saw. Sejumlah perjanjian, seperti perjanjian Hudaibiyah dan Konstitusi Madinah, menjadi bukti nyata bahwa Islam mengakui dan mengdepankan pluralitas manusia.

 

Konstitusi Madinah yang ditandatangani pada tahun ke-2 Hijrah merupakan perjanjian antara ummat Islam dengan berbagai suku dan agama, terutama Yahudi yang bermukim di Madinah. Perjanjian ini yang dikenal dengan piagam Madinah menempatkan masyarakat Yahudi pada posisi yang sama dengan ummat Islam. Ia muncul untuk merespon terhadap kompleksitas persoalan dan dinamika masyarakat pluralis kota nabi sebelum dan setelah hijrah.

 

D.     Islam Agama yang Santun

 

Islam bermakna damai, selamat, sejahtera, kehadiran Islam mewujudkan kedamaian dan ketentraman di bumi. Bila dikaji dari dsudut pandang sejarah banyak hal tentang keluhuran akhlak/ budi pekerti Rasulullah, yang mebuktikan Islam sebagai agama yang lembut dan santun, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain sebagai berikut:

1. Sejak kecil / remaja sudah mendapat gelar/melekat dengan “ uswatun hasanah “ sehingga dijuluki “ Al Amin “ yaitu orang yang terpercaya, gelar yang diberikan oleh kalanagan Quraisy.

2. Ketika beliau hijrah ke Thaif bersama para sahabat, dengan harapan mendapat jaminan keamanan , tetapi sebaliknya yang terjadi beliau di usir, dikejar bahkan dilempar dengan batu, Rasulullah tidak bersikap kasar dan melawan, bahkan beliau berdoa “ Allahummahdi qaumi fainnahum la ya’ lamun” ya Allah, berilah petujuk kepada kaumku, karena mereka tidak mengetahui.

3. Pada tahun 8 H, Rasulullah saw bersam shabatnya dapat menguasai kembali Mekkah, tanpa terjadi perlawanan dan pertumpahan darah, beliau tidak menghukum dan mengeksekusi orang-orang yang dulu pernah menyakiti beliau, mengusir dan ingin membunuhnya, tapi beliau mengatakan apa yang dikatakan nabi Yusuf kepada saudara-saudaranya yaitu ‘ kamu hari ini bebas semua’. Betapa agung nilai-nilai Isalam, sarat dengan makna dan hikmahnya, semua teraplikasi pada diri Rasulullah yang dibentuk oleh Al Quran. Banyak contoh menarik dari pribadi beliau, baik sebagai pribadi, kepala rumah tangga, anggota masyarakat maupun pemimpin ummat.

Dalam Al-Quran Surat Ali Imran 159 dilukiskan tentang keagungan akhlak Rasulullah saw dalam konteks kepemimpinan:

‘Maka berkat rahmat (kasih sayang) dari Allah lah, engkau telah berlaku lemah lembut kepada mereka, sebab bila engkau bersikap kasar, keras hati, niscaya mereka akan lari dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mintalah ampunan buat mereka dan ajaklah mereka bermusyawarah dalam memecahkan persoalan  urusanmu, jika engkau telah teguh hati ( dalam mengambil keputusan) maka berserah dirilah kepadanya ( QS. Ali Imran: 159 )

 

Demikianlah beberapa hal tentang nilai nilai Islam dengan totalitas syariatnya melalui keahlian dan profesional yang dipimpin Rasulullah saw, dibawah bimbingan Al Quran, telah mampuk melunakkan hati yang keras dan menjadi perekat dalam menjembatani hati manusia dalam suatu ukhwah dengan tidak membedakan suku bangsa di dunia ini.

 


  

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Mudifah atau kunjungannya anak pondok

Hari kunjungan atau yang mereka sebutkan mudifah merupakan hari yang menyenangkan bagi anak pondok pesantren, karena hari itu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yups, hari yang begitu special seperti lebarannya anak pondok.pada hari kunjungan mereka bisa bertemu dengan sanak family dan semua keluarga besarnya, bayangkan mulai pagi hari mereka udah mulai antri hp dipengasuhan dengan batas waktu yang ditentukan mereka lengkap memesan semua pesanan sama keluarganya, yang paling utama adalah makanan, mulai dari nasi sampai dengan makanan penutup. Yang penulis herankan, terkadang dari segoni pesanannya cuma satu  yang dimakan,padahal semua makanan yang pesan sama aja dengan makanan sehari-hari di pondok juga, ah mungkin itu bawaan dari orangtua jadi berasal paling maknyuus gitu. Mudifah kata yang tak asing bagi penghuni pondok, yang kata mereka pondok adalah penjara suci,,,banyak istilah bagi mereka anak pondok, ada yang namanya penjara suci ?? tidak  lain adalah pesantren. Jadi...

JUJUR MENUJU KEMENANGAN

Puji dan syukur marilah sama-sama kita ucapkan kehadiran Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan NikmatNya kepda kita semua. Allah yang telah menghiasi manusia dengan kejujuran menghiasi malam dengan bulan purnama. Shalawat dan salam marilah sama-sama kita sanjungkan kepada seorang pemuda arab,imam diwaktu sholat ,pemimpin diwaktu perang, buah hati siti aminah dan jantung hati siti khadijah. Tidak lain dan tidak bukan yakni nabi besar Muhammad SAW. Yang telah menuntut umat manusia dari alam yang salam kea lam yang benar, dari alam yang penuh kebohongan ke alam yang penuh kejujuran. Bapak dewan hakim, bapak dan ibu pendamping, teman –teman peserta lomba, dan hadirin yang saya hormati. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan pidato dengan judul: “JUJUR MENUJU KEMENANGAN ” Tema kejujuran tengah menjadi buah bibir banyak orang. Dikoran, televise, warung kopi, ruang belajar bahkan dipasar. Kejujuran hadir dengan gaung yang membahana. Kita seakan baru mengenal k...

makalah SO3 ( sulfur trioksida)

BAB I PENDAHULUAN A.   latar belakang Sulfur trioksida murni merupakan padatan putih dengan titik leleh dan titik didih yang rendah. Sulfur trioksida bereaksi cepat dengan uap air di udara membentuk asam sulfat. Ini berarti bahwa jika kita membuatnya di laboratorium, maka akan tampak sebagai padatan dengan asap di udara (membentuk kabut asam sulfat).Terdapat bentuk polimer lainnya di mana molekul SO3 bergabung membentuk rantai panjang. Sulfur trioksida pada suhu kamar dan tekanan atmosfer adalah cairan tak bewarna yang berasap di udara. Melacak jumlah air asam sulfat dapat mengkatalis pembentukan polimer. Sulfur trioksida bereaksi hebat dengan air menghasilkan kabut dari embun asam sulfat pekat. Sulfur trioksida sendiri akan bereaksi secara langsung dengan basa membentuk sulfat. Sebagai contoh, reaksi dengan kalsium oksida membentuk kalsium sulfat. Ini seperti reaksi dengan sulfur dioksida yang telah dijelaskan di atas. Sulfur trioksida dalam keadaan gas, t...