COVID-19 kata yang tak asing bahkan sangat menakutkan dikalangan Masyarakat dunia yang kian hari kian mewabah keseluruh negara tak terkecuali indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang sekarang menghadapi pandemi COVID-19 bahkan dalam beberapa hari mencapai tingkat kedua urutan yang merenggut banyak jiwa. beberapa negara didunia telah melakukan Lockdown untuk mengantisipasi semakin menyebarnya virus berbahaya tersebut namun indonesia masih melakukan anjuran WFH, berada dirumah dan menjauhi keramaian atau social distance
Berikut Update terbaru pandemi COVID-19 Pemerintah indonesia 22 Maret 2020 :
Global
Negara/Kawasan 159 ( 8 Baru)
Kasus Terkonfirmasi :244,525
Sembuh : 86,032
Kematian : 10.031
Indonesia
Positif COVID-19 : 514
sembuh (positif COVID -19 : 29
Meninggal (Positif COVID-19) : 48
Kata lockdown Masih digaungkan, terutama di media sosial. Banyak orang mendesak pemerintah Indonesia untuk menerapkan kebijakan serupa negara-negara lainnya yang juga terdampak pandemi COVID-19. Namun tahukah Anda, apa sebenarnya lockdown?
Lockdown, secara harfiah artinya dikunci. Jika istilah ini digunakan pada masa pandemi penyakit seperti sekarang, lockdown bisa diartikan sebagai penutupan akses masuk maupun keluar suatu daerah yang terdampak. Tiongkok sudah mengeluarkan kebijakan lockdown untuk kota Wuhan sejak episentrum pertama kasus itu menunjukan lonjakan kasus secara signifikan.
Sekarang, beberapa negara pun sudah memberlakukan kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona lebih jauh lagi. Akankah Indonesia mengikutinya?
Apakah lockdown ampuh untuk menahan laju penyebaran virus corona?
melihat dari cerita tiongkok sepertinya lockdown memang ampuh, karna lockdown sebenarnya adalah perluasan dari social distancing, dalam skala yang jauh lebih besar dan dampak yang jauh lebih luas.
Menurut catatan Bloomberg, per 19 Maret 2020, Provinsi Hubei melaporkan tidak ada kasus infeksi COVID-19 baru di wilayahnya. Provinsi Hubei merupakan area pusat penyebaran virus corona, dengan Wuhan sebagai ibukotanya.
Sebaliknya, secara nasional, angka infeksi virus corona di Tiongkok masih bertambah sebanyak 34 kasus. Namun, sebagian besarnya merupakan imported case atau berasal dari orang yang baru pulang dari luar negeri.
Lantas, apakah ini satu-satunya jalan? Jawabannya adalah belum tentu. Negara seperti Singapura dan Korea Selatan sejauh ini tidak memberlakukan lockdown dan mereka tetap mampu menahan laju persebaran dengan tingkat kematian akibat COVID-19 yang rendah.
Namun, tentu kedua negara tadi juga melakukan pencegahan tersendiri. Korea Selatan misalnya, menjadi negara dengan jumlah pemeriksaan COVID-19 paling banyak per kapita di dunia. Negara ini sudah melakukan tes virus corona pada kurang lebih 290.000 orang warganya.
Namun, kenapa Indonesia tak menerapkan kebijakan lockdown. Hal itu bahkan telah ditegaskan oleh pemerintah.
Apa alasan pemerintah tak mengambil kebijakan ini?
Deputy Director Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai, pemerintah tak mengambil kebijakan itu menimbang aspek ekonomi. Menurutnya, dengan adanya virus corona, ekonomi Indonesia pasti melambat.
Namun, kata dia, pemerintah berupaya menjaga agar penurunannya tidak tajam.
"Saya rasa pertimbangan utama pemerintah aspek ekonomi dalam konteks saat ini kan kalau turun ekonominya pasti turun, mungkin yang mau dijaga kemampuan masyarakat untuk tetap bisa mengkonsumsi dengan normal, secara walaupun mulai dibatasi akses transportasi publik, mulai diterapkan sosial distancing, jaga jarak," kata dia kepada detikcom, Minggu (22/3/2020).
Comments
Post a Comment