Ar-Rabi’ Binti Mu’awwadz, sahabat wanita yang
agung, beriman, dan juru dakwah, pelaku ba’iat dibawah pohon dalam bai’at
ridhwan, yaitu bai’at untuk mati membela agama dan RasulNya. Nama lengkapnya
Adalah Ar-Rabi’ binti Muawwadz ibn Harits ibn Rifa’ah ibn Harits ibn Sawad
al-Anshariyyah an-Najadiyyah. Ibunya adalah ummu yazid binti Qaiz ibn Za’wa ibn
Haram ibn jundub ibn an-Najjar.
Ar-Rabi binti Mu’awwadz, Wanita yang beriman
dan telah berbaiat, adalah salah seorang wanita yang paling awal masuk islam.
Ia adalah wanita yang sungguh-sungguh dalam beriman, memiliki akidah yang
kokoh, dan berpandangan lurus. Pasalnya, ia pernah bersama rasulullah dibawah
pohon lalu melakukan baiat Ridhwan. Hal ini terjadi pada tahun 6 H, tahun yang
sama dengan perjanjian hudaibiyah saat rasulullah pergi ke mekkah untuk
menunaikan umroh pada bulan Dzulqa’dah
Allah SWT pun
telah ridha dengan semua sahabat yang melakukan Baiat Ridhwan tersebut. Dalam
surah al-Fath ayat 18, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya, Allah telah
ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di
bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu
menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan
kemenangan yang dekat (waktunya) serta harta rampasa yang banyak, yang dapat
mereka ambil. Dan Adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Tidak hanya itu, keridhaan Allah SWT itu ditambah pula dengan kehormatan yang disampaikan Rasulullah SAW terhadap para sahabat tersebut. Jaminan surga pun seolah diterima oleh para sahabat yang berjanji setia untuk membela agama Allah tersebut. "Insya Allah tidak seorang pun dari ashhab syajarah, yakni mereka yang berbaiat di bawah itu, masuk neraka," sabda Rasulullah SAW.
Di antara para sahabat yang melakukan Baiat Ridhwan itu ada seorang perempuan. Dia adalah ar-Rabi binti Muawwadz atau nasabnya adalah ar-Rabi binti Muawwadz bin Harits bin Rifaah bin Harits bin Sawad al-Anshariyyah an-Najadiyah. Ibunya adalah Ummu Yazid binti Qais bin Za'wa bin Haram bin Jundub bin an-Najjar.
Ar-Rabi adalah salah seorang perempuan yang paling awal masuk Islam. Dia dikenal sebagai perempuan yang memiliki kesungguhan dalam beriman, akidah yang kokoh, dan berpandangan lurus. Tidak hanya itu, Ar-Rabi adalah perempuan yang dididik di atas iman dan cinta kepada Allah serta Rasul-Nya. Ar-Rabi juga meriwayatkan beberapa hadis dari Rasulullah SAW dan beberapa orang tabiin yang meriwayatkan darinya.
Diceritakan dari Ibnu Ubaidah bin Muhammad, suatu hari, ia meminta kepada ar-Rabi binti Muawwadz untuk memberikan gambaran tentang Rasulullah SAW. Dia menjawab, "Wahai anakku, andai engkau melihat Beliau, niscaya engkau laksana melihat matahari terbit."
Dalam riwayat lain, ar-Rabi binti Muawwadz juga sempat menggambarkan tentang wudhu Rasulullah SAW. "Rasulullah SAW mendatangi kami kemudian menyuruhku: 'Tuangkanlah air wudhu untukku.' Kemudian ar-Rabi berkata: 'Beliau mencuci kedua telapak tangan tiga kali, berkumur dan menghirup air dengan hidung satu kali, membasuh wajah tiga kali, lalu membasuh kedua tangan tiga kali, mengusap kepala dua kali yang dimulai dari bagian depan kepala lalu ke belakang (dan dikembalikan lagi ke depan), lalu membasuh kedua telinga secara bersamaan, baik bagian dalam maupun luar, dan terakhir membasuh kedua kali tiga kali-tiga kali'."
Selain itu, ar-Rabi juga terlibat dalam sejumlah peperangan melawan kaum kafir. Dia ikut andil untuk menyediakan minuman bagi para prajurit Muslim dan membantu memulangkan mereka yang terluka dan meninggal dunia ke Madinah. Kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya memang tidak bisa disangsikan lagi. Bahkan, lantaran begitu mencintai Rasulullah SAW, ar-Rabi sempat memberi nama anaknya Muhammad.
Ar-Rabi menikah dengan Iyas bin Bakir dari Bani Laits dan memiliki satu anak bernama Muhammad bin Iyas
Tidak hanya itu, keridhaan Allah SWT itu ditambah pula dengan kehormatan yang disampaikan Rasulullah SAW terhadap para sahabat tersebut. Jaminan surga pun seolah diterima oleh para sahabat yang berjanji setia untuk membela agama Allah tersebut. "Insya Allah tidak seorang pun dari ashhab syajarah, yakni mereka yang berbaiat di bawah itu, masuk neraka," sabda Rasulullah SAW.
Di antara para sahabat yang melakukan Baiat Ridhwan itu ada seorang perempuan. Dia adalah ar-Rabi binti Muawwadz atau nasabnya adalah ar-Rabi binti Muawwadz bin Harits bin Rifaah bin Harits bin Sawad al-Anshariyyah an-Najadiyah. Ibunya adalah Ummu Yazid binti Qais bin Za'wa bin Haram bin Jundub bin an-Najjar.
Ar-Rabi adalah salah seorang perempuan yang paling awal masuk Islam. Dia dikenal sebagai perempuan yang memiliki kesungguhan dalam beriman, akidah yang kokoh, dan berpandangan lurus. Tidak hanya itu, Ar-Rabi adalah perempuan yang dididik di atas iman dan cinta kepada Allah serta Rasul-Nya. Ar-Rabi juga meriwayatkan beberapa hadis dari Rasulullah SAW dan beberapa orang tabiin yang meriwayatkan darinya.
Diceritakan dari Ibnu Ubaidah bin Muhammad, suatu hari, ia meminta kepada ar-Rabi binti Muawwadz untuk memberikan gambaran tentang Rasulullah SAW. Dia menjawab, "Wahai anakku, andai engkau melihat Beliau, niscaya engkau laksana melihat matahari terbit."
Dalam riwayat lain, ar-Rabi binti Muawwadz juga sempat menggambarkan tentang wudhu Rasulullah SAW. "Rasulullah SAW mendatangi kami kemudian menyuruhku: 'Tuangkanlah air wudhu untukku.' Kemudian ar-Rabi berkata: 'Beliau mencuci kedua telapak tangan tiga kali, berkumur dan menghirup air dengan hidung satu kali, membasuh wajah tiga kali, lalu membasuh kedua tangan tiga kali, mengusap kepala dua kali yang dimulai dari bagian depan kepala lalu ke belakang (dan dikembalikan lagi ke depan), lalu membasuh kedua telinga secara bersamaan, baik bagian dalam maupun luar, dan terakhir membasuh kedua kali tiga kali-tiga kali'."
Selain itu, ar-Rabi juga terlibat dalam sejumlah peperangan melawan kaum kafir. Dia ikut andil untuk menyediakan minuman bagi para prajurit Muslim dan membantu memulangkan mereka yang terluka dan meninggal dunia ke Madinah. Kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya memang tidak bisa disangsikan lagi. Bahkan, lantaran begitu mencintai Rasulullah SAW, ar-Rabi sempat memberi nama anaknya Muhammad.
Ar-Rabi menikah dengan Iyas bin Bakir dari Bani Laits dan memiliki satu anak bernama Muhammad bin Iyas
Demikianlah,
sang sahabat nan agung,ar-Rabi’ binti Muawwadz, menjalani hidup sebagai contoh
bagi wanita muslimah dalam takwa dan kebajikannya, ilmu, serta jihad yang
dilakukannya di jalan Allah hingga masa Mu’awiyah ibn Abi Sufyan r.a, tahun 45
H.
Sumber :Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam
Sumber :Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam
Comments
Post a Comment