Apakah Penerapan Strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dapat Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
ABSTRAK
Rosmiati. 2020.
Pengaruh Metode Belajar SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Siswa
Kelas V di SDN Meulinge Lingkar Pulo , Aceh Besar.
Kata
kunci: Membaca Pemahaman, Metode SQ3R
Penelitian
ini dilatar belakangi oleh permasalah siswa di kelas V Sekolah Dasar.
Permasalahan yang muncul adalah rendahnya kemampuan siswa dalam membaca
pemahaman pada sebuah informasi yang disebabkan karena kurangnya siswa dalam
membangun pengetahuan dan kurangnya kemampuan menyimpulkan pada proses
pembelajaran yang dikarenakan guru cenderung memberi soal pertanyaan namun
jarang meminta siswa menyimpulkan teks informasi yang diberikan. Maka dari itu
peneliti menerapkan strategi SQ3R yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa.
Penelitian
ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan
Mc.Taggart yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari perencanaan,
pelakasanaan, observasi dan refleksi pada setiap siklusnya. Hasil penelitian
keterampilan membaca pemahaman pada siklus I adalah 24%, pada siklus II
mengalami peningkatan sebesar 52% dan pada siklus III mencapai 90%.
Hal
tersebut dikarenakan strategi SQ3R dapat membantu siswa dalam membaca pemahaman
pada sebuah informasi. Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa strategi SQ3R
dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V sekolah
dasar. Pembelajaran membaca masih dianggap sebagai pembelajaran yang
membosankan dan monoton. Dampak yang terlihat dari kondisi ini adalah bahwa
keterampilan membaca siswa masih sangat rendah. Peneletian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh metode belajar SQ3R terhadap keterampilan membaca pemahaman
siswa kelas V di SDN Meulinge Lingkar Pulo, Aceh Besar.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan PTK dengan judul
“Pengaruh Metode Belajar SQ3R Terhadap
Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas V di SDN Meulinge Lingkar Pulo
, Aceh Besar”. Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya
sampai akhir zaman. Penulisan PTK ini bertujuan memenuhi salah satu syarat yang
haru s ditempuh untuk memenuhi syarat ikut ujian dinas.
Penulis
menyadari bahwa penulisan ini tidak terlaksana tanpa ada bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan PTK ini dan
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
menyadari bahwa PTK ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Untuk
itu penulis mengarapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan PTK ini.
Semua
segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan PTK ini dapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga PTK
ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan, khususnya untuk guru sekolah
dasar, dan pembaca lainnya untuk menambah pengetahuan.
Aceh Besar, 24 Januari 2020
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca merupakan suatu
aktivitas yang mana seseorang dapat menggali informasi secara luas. Kegiatan
membaca sangat penting dilakukan oleh seseorang sampai saat ini, karena
kenyataannya membaca merupakan salah satu hal pertama yang perlu dilakukan
sebelum seseorang akan menulis. Membaca dapat membantu seseorang mendapatkan
wawasan yang luas dan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa khususnya pada
anak. Dari membaca, siswa akan menemukan hal-hal baru yang belum siswa ketahui
sebelumnya pada sebuah bacaan.
Membaca merupakan modal awal agar siswa dapat
membaca dan juga menjadi seorang pembaca, akan tetapi kebanyakan dari siswa
dapat membaca namun tidak suka membaca. Semua ini dikarenakan siswa menganggap
bahwa membaca adalah kegiatan yang membosankan. Dalam kegiatan membaca
diharapkan adanya dukungan agar siswa mampu menikmati kegiatan membaca yang
sedang dilakukannya. Selaku guru, kita harus terus memotivasi siswa untuk
membaca sehingga kegiatan membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan.
Selain itu tujuan dari membaca adalah agar siswa mendapatkan pemahaman yang
cukup dari bacaannya.
Pembelajaran membaca
merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan siswa dalam mencapai keterampilan
membaca. Bukan hanya membaca melainkan memahami bacaan, mengkritisi, dan
lainnya. Selain itu membaca akan terus dilakukan oleh siswa hingga ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi sehingga pelajaran membaca di Sekolah Dasar
merupakan dasar atau landasan sebelumnya. Seperti yang diungkapkan oleh Abidin
(2012, hlm. 4) pembelajaran membaca bukan semata-mata dilakukan agar siswa
mampu membaca, melainkan sebuah proses yang melibatkan seluruh aktivitas mental
dan kemampuan berpikir siswa dalam memahami, mengkritisi, dan mereproduksi
sebuah wacana tertulis. Selain itu pendapat Tarigan (2015, hlm. 7) Membaca
adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa
tulis. Membaca pula dapat diartikan sebagai memahami sesuatu secara tersirat
maupun tersurat.
Kurangnya aktivitas
membaca pemahaman pada suatu sekolah adalah lemahnya siswa dalam menentukan ide
pokok dan membuat simpulan. Banyak dari siswa menulis simpulan dengan menulis
ulang seluruh informasi yang ada, kemudian ada pula yang menyimpulkan hanya
sebatas kalimat pada paragraf terakhir. Dari hasil observasi yang dilakukan
peneliti di kelas VA sekolah dasar bahwa kemampuan membaca pada siswa sudah
cukup baik, hanya saja siswa kurang mampu memahami isi dari teks informasi yang
diberikan.
Akibatnya, kemampuan
membaca pemahaman pada siswa masih banyak yang belum mencapai nilai 70. Banyak
faktor yang mempengaruhi kurangnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman pada
sebuah informasi. Faktor tersebut adalah kurangnya siswa dalam membangun
pengetahuan dan sulitnya menghubungkan pengetahuan yang ada dengan pengetahuan
yang telah diketahuinya. Salah satu faktor lainnya adalah kurangnya kemampuan
menyimpulkan siswa pada proses pembelajaran, guru cenderung lebih banyak
memberi soal pertanyaan saja, namun jarang meminta siswa untuk menyimpulkan
teks informasi. Dari permasalahan itu muncul pada sebagian siswa kelas lima
sekolah dasar memiliki kemampuan menyimpulkan dengan rata-rata nilai 40-50, hal
ini dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V sekolah dasar masih kurang mampu menyimpulkan
suatu teks informasi pendukung dalam membaca.
Apabila masalah ini
tidak ditangani, maka siswa akan terus menerus kesulitan untuk memahami bacaan
serta kesulitan dalam membuat simpulan singkat menggunakan bahasa sendiri.
Berangkat dari masalah tersebut, peneliti menggunakan strategi Survey,
Question, Read, Recite, Review (SQ3R), Robinson mengemukakan (dalam Abidin,
2012 hlm.106) bahwa metode SQ3R sebagai metode untuk meningkatkan pemahaman dan
ingatan jangka panjang. Metode ini sangat baik untuk memberikan dorongan bagi
siswa dalam proses pembelajaran.
Tujuan dari penerapan strategi tersebut agar siswa
mampu mengingat seluruh apa yang telah mereka baca, bukan hanya setengah dari
bacaan tersebut. Kerena melalui tahapan Survey, Question, Read, Recite, Review
dari teks informasi yang diberikan oleh guru, diharapkan siswa mampu memahami
dan dan menuangkan hasil bacaannya menggunakan bahasa sendiri. Dalam hal ini, Peneliti
mengangkat topik yang sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi yaitu,
“Penerapan Strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Meulingge Pulo, Aceh Besar”. Sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di
kelas VA Sekolah Dasar Negeri di Jalan Lingkar Pulo,Aceh Besar yang diharapakan dapat meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman pada siswa.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan di atas, maka secara umum permasalahan yang akan
diteliti adalah “Apakah Penerapan Strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dapat
Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar?”
Masalah tersebut
penulis jabarkan ke dalam rumusan masalah khusus yaitu dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut :
1.2.1
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan strategi Survey, Question, Read,
Recite, Review (SQ3R) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada
siswa kelas V Sekolah Dasar?
1.2.2 Bagaimanakah peningkatan dari
keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar menggunakan strategi
Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R)?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan
permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1.3.1
Memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan strategi Survey,
Question, Read, Recite, Review (SQ3R) untuk meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar.
1.3.2
Memperoleh gambaran peningkatan dari keterampilan membaca pemahaman siswa kelas
V Sekolah Dasar menggunakan strategi Survey, Question, Read, Recite, Review
(SQ3R).
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian dapat dikatakan bermanfaat apabila
memiliki nilai manfaat yang baik secara teoritis maupun praktis. Dari
penelitian ini diharapkan terdapat beberapa manfaat yang dapat dihasilkan
dengan melihat beberapa aspek.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dalam rangka
pengembangan ilmu pegetahuan untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan
sumbangan pengetahuan tentang strategi Survey, Question, Read, Recite, Review
(SQ3R). Hal ini tentu bermanfaat bagi pengembangan kajian ilmu bagi guru-guru
sekolah dasar
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Peneliti
Untuk memperoleh
gambaran mengenai peningkatan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan
strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R).
1.4.2.2 Guru
Dapat menjadi masukkan
dan memberikan wawasan baru kepada guru mengenai strategi pembelajaran yang
dapat memotivasi siswa.
1.4.2.3 Bagi Siswa
Siswa dapat memperoleh
pengalaman belajar yang berbeda dalam memahami suatu wacana melalui strategi
Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) sehingga kemampuan membaca
pemahaman siswa dapat meningkat.
1.4.2.4 Sekolah
Penelitian yang dilaksanakan dapat memberikan
gambaran mengenai penerapan pembelajaran menggunakan strategi Survey, Question,
Read, Recite, Review (SQ3R) dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman
siswa di Sekolah Dasar. Serta sekolah dapat merekomendasikan kepada guru untuk
diterapkan kembali kepada siswa di kelas lainya.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1. Hakikat Bahasa
Bahasa memegang peranan
yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa manusia tidak dapat berbuat
apa-apa. Bahasa terdiri dari sejumlah unsur yang berkaitan dan tertata secara
teratur, serta memiliki makna. Sebagai sebuah sistem bahasa bersifat sistematis
dan sistemis. Bahasa adalah sistem lambang yang bermakna arbitrer dan produktif
yang digunakan oleh setiap individu dan anggota sosial untuk berkomunikasi,
bekerja sama dan mengidentifikasi diri. (Solchan T.W dkk 2010 : 20) Sebelum
masuk ke sekolah dasar anak belajar bahasa memalui komunitasnya yaitu keluarga,
teman, media radio atau televisi, dan lingkungan.
Proses perkembangan
bahasa dapat dijelaskan melalui dua pendekatan menurut Rifa’i (2012 : 40)
yaitu: (1) navistic atau organismic innatences hypothesis dan (2) empiristik
atau behaviorist hypothesis. Menurut navistik struktur bahasa telah ditentukan
secara biologis yang dibawa anak sejak lahir. Sedangkan menurut kaum empiris
keterampilan berbahasa merupakan hasil dari belajar individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan. Menurut Solchan T.W dkk, seseorang mempelajari bahasa dengan
fokus pada penguasaan keterampilan berbahasa atau keterampilan komunikasi
melalui bahasa yang digunakan.keterampilan ini melibatkan dua hal yang pertama
11 keterampilan untuk menyampaikan pesan baik secara lisan maupun tulisan, yang
kedua, keterampilan memahami, menafsirkan dan menerima pesan baik yang
disampaikan secara lisan maupun tulisan.
2.1.2
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum
disekolah menurut Tarigan (2008 : 1) dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1) keterampilan
menyimak atau mendengarkan (listening skill)
2) keterampilan berbicara (speaking skill)
3) keterampilan membaca
(reading skill)
4) keterampilan menulis ( writing skill)
Setiap keterampilan
erat dengan tiga keterampilan lainnya dalam memperoleh keterampilan berbahasa
anak melalui suatu hubungan yang teratur : mula-mula pada masa kecil anak
belajar menyimak atau mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu anak
akan belajar membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya
merupakan satu kesatuan.
2.1.3
Hakikat Pembelajaran
2.1.3.1 Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata
“instruction” yang dalam Bahasa Yunani disebut “instructus” atau “intruere”
yang berarti menyampaikan pikiran. Dengan demikian, instruksional adalah
menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran. 12 Dalam pemahaman Djamarah (2010:325) pembelajaran adalah segala
upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada diri anak
didik. Briggs (dalam Rifa’i, 2012:159) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah
seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga
peserta didik itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan
lingkungan.
Anitah
(2009:1.18) mengatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang saling
berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada
tujuan. Pengertian pembelajaran juga dijelaskan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003,
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Bagi Gagne dan Briggs (dalam Djamarah,
2010:325) pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses
belajar anak didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar anak
didik yang bersifat internal. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terjadi interaksi antara guru dengan
peserta didik dan bertujuan membantu proses belajar anak didik.
2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia
di SD
Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia menurut kurikulum 2004 Mata pelajaran Bahasa Indonesia, empat
keterampilan bahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (dalam
kurikulum 2004 disebut kompetensi dasar berbahasa) harus mendapat perhatian
yang seimbang dan dilaksanakan secara terpadu. 14 Keterpaduan yang dimaksud
dapat diwujudkan melalui dua cara yaitu, keterpaduan tanpa fokus, yang berarti
keempat keterampilan dilakukn secara seimbang atau sama, dan keterpaduan dengan
fokus ketreampilan tertentu yang berarti difokuskan pada satu kerampilan
tertentu yang fokusnya sama dengan keterampilan yang lain.
mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran
pertama yang dilakukan pada pertemuan pertama baik dikelas rendah maupun
dikelas tinggi. Karean baik siswa maupun guru belum mengetahui diri masing
masing. Dalam pembelajaran mendengarkan dan berbicara guru dapat mengetahuai
apa yang siswa butuhkan. Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah ditujukan
untuk mengetahui daya simak siswa, daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga
digunakan sebagai dasar mengungkap pengetahuan , keterampilan, dan keberanian
siswa dalam berbicara.
Kedua keterampilan berbicara
dan mendengarkan merupakan kegiatan yang saling mengisi. Jika kedua
keterampilan sudah dimiliki siswa maka dengan mudah siswa dapat mengembangkan
keterampilan berbahasa yang lain. Disekolah dasar, membaca pada kelas rendah
dan kelas tinggi memiliki tujuan yang berbeda. Pembelajaran membaca dikelas
rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf, kata dan kalimat sederhana pada anak.
Sistem pembelajaranya dikenal dengan istilah membaca awal (membaca permulaan).
Sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang dibaca
(membaca pemahaman).
2.1.5
Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar
Ada beberapa tahapan perkembangan membaca pada
siswa sekolah dasar. Slamet (2007: 41-42) mengemukakan tahap pertama, umur 6-7
tahun (kira-kira kelas I dan II sekolah dasar) anak memusatkan pada kata-kata
lepas dalam kalimat sederhana atau cerita sederhana. Tahap kedua, sekitar anak
duduk di kelas II dan IV, mereka dapat menganalisa kata-kata yang diketahuinya
menggunakan pola 22 tulisan dan kesimpulan yang didasarkan konteks.
Tahap ketiga, sekitar
anak kelas V sampai kelas II SMP tampak adanya perkembangan pesat dalam membaca
yaitu tekanan membaca tidak lagi pada pengenalan tulisan tetapi pada pemahaman
dan makna bacaan. Oleh karana itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang masih
duduk di kelas IV sekolah dasar sudah mulai mengenal membaca pemahaman tingkat awal.
Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar harus menarik dan bermanfaat. Henry G.
Tarigan (1988: 27), mengatakan bahwa untuk memperoleh pengukuran pembaca yang
lebih tinggi, beberapa prinsip membaca yang perlu diperhatikan adalah:
a. membaca bukanlah hanya mengenal huruf dan
membunyikannya,tetapi harus melampaui pengenalan bunyi dan huruf,
b. pembaca dan penguasaan bahasa yang terjadi
secara serempak,
c. membaca dan berpikir
secara serempak,
d. membaca menghubungkan lambang tulis dengan
ide dan rujukan yang ada di belakang lambang huruf, dan
e. membaca yang
bermuara pada pemahaman (membaca berarti memahami).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran membaca di sekolah harus disesuaikan dengan tingkatan perkembangan
anak sehingga siswa dapat menguasai keterampilan membaca dengan sebagaimana
mestinya.
2.1.6 Hakikat Membaca Pemahaman
2.1.6.1 Pengertian Membaca
Membaca pemahaman
merupakan keterampilan membaca yang berada pada urutan yang lebih tinggi.
Membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami).
Dalam membaca pemahaman, pembaca dituntut mampu memahami isi bacaan. (Dalman
2014 : 89) Menurut Tarigan (2008 : 58) membaca pemahaman (reading for
understanding) adalah jenis membaca untuk memahami standarstrandar atau norma
kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi dalam usaha
memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca menggunakan strategi tertentu.
Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang terlibat dalam
pemahaman, yaitu pembaca teks dan konteks.
Membaca pemahaman dapat
juga diartikan sebagai proses sungguhsungguh yang dilakukan pembaca untuk
memperoleh informasi, pesan dan makna yang terkandung dalam sebuah bacaan.
Membaca pemahan melibatkan dua keterampilan yaitu keterampilan visual dan
keterampilan kognitif. (Yunus 2012 : 60).
Dari pendapat para ahli
diatas dapat disimpulkan bahwa membaca pemahan adalah keterampilan seorang
pembaca untuk memperoleh pesan atau informasi yang melibatkan keterampilan
visual yaitu memberikan makna pada lambang berupa huruf atau kata yang dilihat
pembaca dan keterampilan kognitif yaitu keterampilan memaknai isi atau makna dalam
bacaan.
2.1.6.2 Tujuan Membaca Pemahaman
Membaca hendaknya mempunyai tujuan karena
seseorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami
dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. (Farida 2011 : 11).
Menurut Nurhadi dalam Dalman (2014 : 13) pada dasarnya, tujuan membaca dibagi
atas dua tujuan utama yaitu behavioral dan tujuan ekspresif. Tujuan behavioral
disebut juga dengan tujuan tertutup ataupun tujuan instruksional, sedangkan
tujuan ekspresif disebut juga dengan tujuan terbuka.
Tujuan behavioral
diarahkan pada kegiatan-kegiatan membaca: (1) pemahaman makna kata, (2)
keterampilan-keterampilan studu, dan (3) pemahan terhadap teks bacaan. Tujuan
ekspresif diarahkan pada kegiatan-kegiatan : (1) membaca pengarahan diri sendiri,
(2) membaca penafsiran atau membaca interpretatif, dan (3) membaca kreatif.
2.1.7
Metode SQ3R (survey, question, read, recite, review)
SQ3R adalah metode
pembelajaran membaca yang terdiri dari lima langkah yakni survey, questions,
read, recite, dan review yang sangat tepat digunakan sebagai metode membaca
bacaan ilmu-ilmu sosial.
Tujuan utama metode ini adalah (1) untuk
meningkatkan dalam memahami isi bacaan, (2) untuk mempertahankan pemahaman
tentang isi bacaan dalam jangka waktu yang panjang. (Abidin 2012 : 107). SQ3R
merupakan metode pemahaman yang membantu siswa berpikir tentang bacaan yang
sedang mereka baca. SQ3R membantu siswa mendapatkan sesuatu ketika pertama kali
mereka membaca teks. (Huda 2014 : 244)
Langkah-langkah penerapan SQ3R
a. Survey
(tinjau)
Survei
adalah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan yang ada didalam
bahan bacaan. Soedarso (dalam Dalman 2014) survei atau prabaca adalah teknik
untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk
mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca. Berdasarkan pendapat
kedua tokoh tersebut jelas bahwa survey dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
bacaan tersebut akan bermakna baginya. Pada tahap ini siswa harus melihat
judul, sub judul, semua gambar serta grafik untuk dapat mengenal teori yang di
sampaikan penulis dalam bacaan termasuk didalamnya dukungan atau sanggahan yang
dilakukan oleh penulis terhadap teori lain. (Huda 2014 : 244)
b. Question
(soal atau tanya)
Question adalah langkah yang mendorong pembaca
untuk memberikan sebuah pertanyaan pada bacaan yang telah dibaca. Bersaam dengan
survei, pembaca diminta mengajukan pertanyaan sebanyak banyaknya tentang isi
dari bacaan dengan mengubah judul, sub judul menjadi pertanyaan. (Dalman 2014 :
193). Pada tahap kedua ini siswa harus membuat pertanyaan atas isi dari bacaan.
Pertanyaan ini yang akan memandu bagi siswa untuk memahami dan mendapatkan
informasi dari bacaan. (Huda 2014 : 244)
c. Read
setelah
melewati tahap survei dan timbul beberapa pertanyaan yang diharapkan akan
mendapatkan jawaban dibacaan yang akan dibaca langkaf 33 selanjutnya adalah
read (membaca). Dalam tahap membaca ada hal yang harus diperhatikan, yaitu :
(1) jangan membuat catatan-catatan, karena dengan catatan akan memperlambat
pembaca dalam membaca, (2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada
kata-kata maupun frasa tertentu. (Dalman 2014 : 194). Pada tahap ini siswa
harus membaca bacaan secara fleksibel dan selektif untuk mendapat jawaban dari
pertanyaan yang tersusun pada tahap question. (Huda 2014 : 244).
d. Recite
atau Recall
Pada dasarnya tahap ini adalah kelanjutan
dari tahap ke tiga. Pada tahap ini pembaca diminta menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang tersusun pada tahap ke dua tadi. Jadi pada tahap ini
pembac adiminta untuk menyampaikan kembali hasil dari pemahaman membaca
menggunakan bahasa pembaca sendiri. (Dalman 2014 : 194) Pada tahap ini siswa
membacakan dan mengulangi jawaban-jawaban dari pertanyaan dan membuat catatan
mengenai jawaban mereka untuk pembelajaran selanjutnya. (Huda 2014 : 244)
e. Review
Langkah yang terakhir, setelah pembaca
menyelesaikan bacaannya pembaca perlu mengulangi untuk menelusuri kembali
judul-judul dan sub judul serta bagian-bagian penting lainnya dengan menemuakn
pokok penting yang perlu diingat oleh pembaca. (Dalman 2014 : 195) Selesai
membaca, siswa seharusnya melakukan kegiatan review pada teks bacaan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya dengan mengingat 34 kembali
pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab sebelumnya. (Huda 2014 : 244)
2.3
Kerangka Berpikir
Pembiasaan
membaca yang jelek dan kurang penguasaan strategi membaca yang membuat siswa
dalam keterampilan membaca masih jauh dari kondisi yang diharapkan. Selain itu
pembelajaran membaca juga masih dianggap sebagai pembelajaran yang membosankan.
Hal ini disebabkan oleh belum maksimalnya guru dalam melaksankan pembelajaran
membaca. Dalam memberikan strategi dalam membaca guru harus memiliki strategi
yang kreatif agar siswa dapat memahami apa yang sudah dibaca. Pemberian tugas
baca yang diakhiri dengan menjawab pertanyaan bacaan merupakan prosedur
pembelajaran membaca yang paling sering diterapkan di sekolah-sekolah.
Diperlukan serangkaian upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca
di sekolah khususnya kelas V sehingga memperoleh pemahaman yang cukup atas
bacaan. Salah satu upaya tersebut dengan menggunakan strategi belajar SQ3R
(survey, question, read, recite, review).
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka
berpikir, maka hipotesis Penelitian ini sebagai berikut: Terdapat pengaruh
keterampilan membaca pemahaman pembelajaran membaca pemahaman yang menerapkan
metode SQ3R (survey, question, read, recite, review) pada siswa kelas V SDN
Meulingee jalan lingkar pulo, Aceh Besar.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Tindakan
Kelas
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kemmis dan MC. Taggart mengungkapkan
(dalam Muslich, 2014 hlm. 8) PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki
diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis,
terencana, dan dengan sikap mawas diri. Model pembelajaran penelitian tindakan
kelas yang digunakan adalah model pembelajaran spiral dari Kemmis dan Taggart.
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari
tahapan: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
3.1.1 Perencanaan
Pada tahap ini merupakan penyusunan
perencanaan yang dimana peneliti menentukan partisipan, tempat pelaksanaan,
waktu pelakasanaan untuk melakukan penelitian. Peneliti melakukan penelitian
sebanyak tiga siklus dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pada setiap siklusnya.
3.1.2 Pelaksanaan
Tahap
kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi
dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti. Pada tahap ini
peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah strategi
pembelajaran yang telah ditentukan.
3.1.3 Pengamatan
Pengamatan
dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada proses
pengamatan digunakan lembar observasi yang dirancang sebelumnya oleh peneliti.
3.1.4 Refleksi
Tahap
yang terakhir merupakan refleksi. Refleksi merupakan kegiatan peneliti untuk
mengemukakan kembali proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap
ini peneliti akan menuliskan hasil temuan-temuan pada proses pembelajaran serta
menuliskan tindak lanjut yang harus diperbaiki untuk siklus berikutnya. Keempat
tahap tersebut merupakan penelitian tindakan satu siklus, yaitu satu putaran
yang berjalan secara bertahap dimulai dari perencanaan sampai refleksi yang
tidak lain merupan evaluasi pada pelaksanaan pembelajaran.
Apabila
peneliti sudah menemukan keberhasilan atau hambatan pada pembelajaran, maka
peneliti merancang kembali perencanaan untuk siklus II. Dengan memperbaiki
rancangan yang kurang maksimal dan perbaikan proses pembelajaran yang
sebelumnya. Berdasarkan hasil siklus II yang belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal 75-80%, maka peneliti merancang perencanaan untuk siklus III.
3.2 Subjek dan Tempat Penelitian
Subyek
dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Meulingee Jalan Lingkar
Pulo, Aceh Besar dengan jumlah siswa 4 orang yang terdiri dari 4 siswa
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu Sekolah Dasar di Pulo Aceh
tepatnya pada pembelajaran tematik.
3.3 Prosedur Administratif
Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam beberapa siklus hingga
pembelajaran dinilai sudah efektif, serta adanya perbaikan dan kemajuan dari
halhal yang diteliti, terutama dalam hal membaca pemahaman siswa yang menjadi
fokus peneliti.
3.3.1 Tahap Pendahuluan
3.3.1.1 Observasi Kegiatan
observasi
dilaksanakan untuk melihat kondisi siswa secara keseluruhan yang akan dijadikan
subjek penelitian.
3.3.1.2 Identifikasi Permasalah
Identifikasi
permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:
1) Wawancara kepada guru untuk mengetahui
kondisi siswa di kelas.
2)
Menentukan solusi untuk keterampilan membaca pemahaman siswa di kelas V sekolah
dasar.
3)
Melakukan studi pendahuluan penelitian untuk mengetahui secara umum mengenai
keterampilan membaca pemahaman setiap siswa kelas V sekolah dasar.
4) Menentukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pada tema 8 sub tema 1 sampai subtema 3 menggunakan strategi SQ3R.
5) Menyusun instrumen penelitian pada setiap
tahap penelitian.
3.3.2 Tahap Tindakan
Setelah
melakukan studi pendahuluan dengan observasi dan melaksanakan tahapan-tahapan
di atas, selanjutnya merancang tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan dalam
proses penelitian yang terbagi dalam tiga siklus. Terlebih dahulu peneliti
merancang perencanaan tindakan untuk siklus pertama, hal-hal yang dilakukan
dalam tahap perencanaan siklus pertama adalah:
3.3.2.1 Perencanaan
Perencanaan
dilakukan sebelum kegiatan pengumpulan data yang terdiri dari:
1)
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat tahapantahapan
penyelesaian pemecahan masalah dalam pembelajaran berorientasi pada
keterampilan membaca pemahaman siswa. membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai
membaca pemahaman.
2) Menyusun dan menyiapkan instrumen
penelitian yang berisikan fokus penelitian yang akan dilaksanakan.
3)
Membuat teks informasi sederhana yang akan diberikan pada siswa.
4) Membuat instrumen tes berisi 5 buah soal
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dan kemampuan siswa dalam menggali
informasi.
5)
Menyesuaikan instrumen penelitian dengan teori yang dikemukakan oleh para ahli
untuk mengetahui validitas instrumen.
6)
Menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama
pembelajaran berlangsung.
3.3.2.2 Pelaksanaan
Kegiatan
pelaksanaan dilakukan berdasarkan Strategi SQ3R yang memiliki 5 tahapan.
Tahapan tersebut diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa. setelah tahap persiapan pembelajaran diselesaikan,
maka secara rinci gambaran pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman dengan menggunakan strategi SQ3R adalah sebagai berikut:
1)
Survey Survey merupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh siswa. guru
dapat memberikan tugas kepada siswa dimulai dengan menetukan judul infomasi
yang belum diketahui, menghitung jumlah paragraf yang terdapat pada teks
informasi kemudian menuliskan ide pokok dari masing-masing paragraf teks
informasi.
2)
Question Question atau membuat pertanyaan, kegiatan ini guru dapat menugaskan
siswa untuk membuat pertanyaan yang berhubungan dengan teks informasi. Jumlah
pertanyaan yang dibuat siswa disesuaikan dengan perintah guru.
3)
Read Tahap membaca dilakukan oleh siswa untuk menemukan lokasi jawaban untuk
pertanyaan yang telah dibuatnya. Disini siswa diperbolehkan untuk menggaris
bawahi jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang telah dibuatnya.
4) Recite Recite termasuk tahap membaca, namun
pada kegiatan ini guru lebih meminta siswa untuk membuat ringkasan atau
simpulan secara singkat dengan menggunakan gaya bahasa masing-masing siswa.
guru dapat menugaskan siswa untuk membuat ringkasan berdasarkan ide pokok yang
ditemukan maupun jawaban dari pertanyaan yang telah dibuatnya. 5) Review Tahap
Review atau meninjau kembali, guru dapat menugaskan siswa untuk membandingkan
hasil ringkasannya dengan teks informasi yang sebenarnya dalam jangka waktu
beberapa menit saja.
3.3.2.3 Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan saat kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang memuat pengamatan sebagai berikut:
1)
Situasi dan kondisi saat proses pembelajaran.
2) Aktivitas-aktivitas yang dilakukan selama
proses pembelajaran.
3)
Respon siswa terhadap proses pembelajaran.
3.3.2.4 Refleksi
Pada tahap ini peniliti dengan teman sejawat
serta guru berdiskusi mengenai keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
strategi SQ3R dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman bagi siswa. Hasil tersebut dilakukan dengan hasil catatan lapangan,
hasil observasi, dan hasil keterampilan membaca pemahaman siswa serta
menentukan perbaikan untuk selanjutnya.
3.4
Prosedur Substantif Penelitian
3.4.1
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti ada beberapa teknik yaitu:
3.4.1.1
Instrumen Tes
Teknik
pengumpulan data tes bersifat mengukur karena berisi pertanyaan atau pernyataan
yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu (Hermawan. R,
Musjono, Suherman.A, 2010, hlm 189). Tes pemahaman digunakan untuk memperoleh
data tentang hasil belajar siswa setelah diterapkannya strategi SQ3R, tes
pemahaman berupa soal yang sesuai dengan teks informasi yang digunakan baik itu
berupa tes tertulis ataupun tes lisan. Tes digunakan sebagai salah satu sumber
data untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
3.4.1.2
Observasi
Observasi
yang dilakukan dengan dibantu oleh beberapa observer untuk langsung mengamati
subjek penelitian, pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
ketercapaian keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V serta keterlakasanan
tahapan yang dilaksanakan oleh guru.
3.4.1.3
Dokumentasi
Dalam
hal ini dokumentasi yang digunakan adalah pengambilan sampel catatan siswa
kelas V Sekolah Dasar untuk menganalisis tingkat keterampilan membaca pemahaman
siswa, dan juga foto pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
3.4.2
Pengolahan Data
3.4.2.1 Pengolahan Data Kualitatif
Data
kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil observasi aktivitas siswa, catatan
lapangan, dan hasil dokumentasi yang dianalisis dengan analisis deskriptif
kualitatif. Hasil observasi ini dianalisis dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1)
Reduksi Data (Reduction) Wardhani dan Wihardit (2011, hlm. 2.31) Pada tahap
ini, data yantg telah diperoleh kemudian diseleksi, difokuskan, lalu
diorganisasikan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang ingin dicari
jawabannya.
2)
Deskripsi data (Description) Wardhani dan Wihardit (2011, hlm. 2.31) data yang
sudah terorganisasi pada tahap sebelumnya kemudian dideskripsikan, baik dalam
bentuk narasi, grafik, maupun tabel, sehingga data menjadi bermakna dan
tergambarkan dengan mudah.
3) Penyimpulan Data (Conclution) Wardhani dan
Wihardit (2011, hlm. 2.31) berdasarkan deskripsi data yang telah dibuat,
kemudian ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan singkat.
4)
Refleksi (Reflection) Wardhani dan Wihardit (2011, hlm. 2.31) tahap refleksi
dilakukan untuk merenungkan sebab-akibat dari suatu kejadian. Melalui refleksi
peneliti akan menetapkan apa yang sudah dicapai, apa yang belum tercapai, apa
yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran selanjutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pada
bab ini dibahas berturut-turut mengenai deskripsi data penelitian, analisis
data dan pembahasan hasil penelitian dengan penerapan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data ini
diperoleh dari kelas V SDN Meulinge jalan Lingkar Pulo Aceh.
Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap
Perencanaan
Pembelajaran siklus I
ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 5 x 35 menit dipertemuan
pertama dan 2 x 35 menit dipertemuan kedua. Materi yang diajarkan pada siklus I
ini adalah maksud dari gagasan utama, membaca isi bacaan dengan kecepatan 75 kata
per menit, menentukkan gagasan utama, menjawab pertanyaan sesuai dengan isi
teks yang dibaca, menjelaskan amanah yang ada dalam bacaan. Pada tahap
perencanaan Siklus I peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berbasis metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Peneliti juga
mempersiapkan instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar pengamatan aktivitas
siswa dan guru KBM, catatan lapangan, lembar soal tes. perangkat lainnya yang
disiapkan adalah bahan teks bacaan .Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dibuat dan didiskusikan bersama guru Bahasa Indonesia kelas agar materi sesuai
dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah terebut. Pada siklus I ini,
peneliti memperkenalkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
kepada subyek. Penelitian dilaksanakan di kelas V yang berjumlah 4 siswa yang
terdiri dari 4 Perempuan
b. Tahap
Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I
ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 5 x 35 menit dipertemuan
pertama dan 2 x 35 menit dipertemuan kedua. Adapun uraian proses pembelajaran
siklus I adalah sebagai berikut:
Pertemuan ke- 1 (Senin,
13 Januari 2020) Kegiatan pembelajaran berlangsung selama (5x35). Jumlah siswa
yang hadir saat itu sebanyak 4 siswa. Pada pertemuan pertama ini peneliti mulai
menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Materi yang
dipelajari pada pertemuan pertama adalah menjelaskan maksud gagasan utama,
membaca isi bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit, dan menentukkan gagasan
utama dari teks bacaan .Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dan
membaca do’a. untuk memfokuskan siswa peneliti menanyakan hari, tanggal, bulan
dan tahun saat itu serta menuliskannya di atas papan tulis. Peneliti juga
menyampaikan tujuan pembelajaran. Peneliti memberikan sedikit penjelasan
mengenai gagasan utama.
Dalam penjelasan
materi, peneliti juga memberikan satu soal dan meminta siswa untuk menjawab
bersama-sama. Pada saat peneliti memberikan penjelasan, siswa terlihat sangat
memperhatikan. Kemudian, peneliti menyajikan materi dengan menggunakan metode
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Pelaksanaan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) dimulai dengan membagikan teks bacaan pada
setiap siswa. Untuk mengkondisikan kelas tetap fokus, secara bersamaan peneliti
membagikan teks bacaan dan bertanya jawab dan Siswa menjawab pertanyaan. Langkah pertama dalam pelaksanaan metode SQ3R,
yaitu Survey. Siswa diminta untuk mengamati bacaan dengan membaca bagian-bagian
teks dan isi bacaan sambil menggarisbawahi bagian-bagian yang penting .
Tabel 4.1 Hasil Tes
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Siklus 1
No
|
Nilai
|
Kategori
|
Frekuensi
|
%
|
Rata-rata
|
1
|
70-100
|
Tuntas
|
1
|
42
%
|
69,42
|
2
|
0-69
|
Tidak
Tuntas
|
3
|
58%
|
|
Jumlah
|
4
|
100
%
|
833
|
Berdasarkan tabel 4.1
maka dapat dijelaskan bahwa siswa secara klasikal mendapatkan perolehan 833
dengan Rata-rata 69,42.
Dari perolehan data tes
diatas, maka dapat disimpulkan yang tuntas sebanyak 1 orang siswa sedangkan
siswa yang belum tuntas adalah 3 orang siswa. Dengan demikian pembelajaran
membaca pemahamn pada siklus ini belum memenuhi standar ketuntasan yaitu nilai
rata-rata kelas minimal adalah 70 dan persentase tuntas klasikal adalah sebesar
65 % dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 70.
Refleksi
Siklus
Berdasarkan hasil tes membaca
pemahaman pada siklus 1, secara klasikal diperoleh rata-rata kelas sebesar
69,42. Hasil tersebut belum mencapai standar ketuntasan dalam belajar yang
telah ditentukan yaitu sebesar 70. Tindakan perbaikan tersebut akan dilakukan
pada siklus II
Tindakan
pembelajaran siklus II
Penelitian siklus II
dilakasanakan pada tanggal 20 january 2020. Penelitian yang dilakukan pada
siklus II sama seperti pada siklus 1 yaitu meliputi pengambilan data melalui
teknik tes.
a.
Hasil kemampuan membaca pemahaman pada siklus
II
Ringkasan
hasil kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SDN Meulingge Jalan Lingkar
pulo, Aceh Besar tahun ajaran 2019/2020 pada siklus ini dapat dibaca pada tabel
4.2.
Tabel 4.1 Hasil Tes
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Siklus 1
No
|
Nilai
|
Kategori
|
Frekuensi
|
%
|
Rata-rata
|
1
|
70-100
|
Tuntas
|
3
|
67
%
|
79,83
|
2
|
0-69
|
Tidak
Tuntas
|
1
|
33
%
|
|
Jumlah
|
4
|
100
%
|
958
|
Berdasarkan
tabel 4.2 diatas, maka dapat dikjelaskan bahwa siswa secara klasikal mendapat
perolehan nilai 958 dengan rata-rata kelas 79,83.
Dari
perolehan data diatas, maka dapat disimpulkan siswa yang tuntas belajar
sebanyak 3 siswa atau 67 % . sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 1 siswa atau 33 % siswa. Pada siklus
II ini rata-rata kels yang diperoleh adalah 79,83 dan persentase tuntas
klasikal adalah 67 %
b.
Reflekdi siklus II
Berdasarkan
hasil tes membaca pemahaman pada siklus II, Secara klasikal diperoleh rata-rata
kelas sebesar 79,83 %. Hasil tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan
minimal ( KKM) Bahsa indonesia SDN Meulingge yaitu sebesar 70
Dari
hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa maka dapat disimpulkan siswa yang
tuntas belajar sebanyak 3 siswa atau 67 %.
Sedangkan
siswa yang belum tuntas adalah 4 siswa atau 33 % siswa. Pada siklus II ini
rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 79.83 dan persentase tuntas
klasikal adalah 67 %
Berdasarkan
perolehan tersebut, pembelajaran membaca pemahaman pada siklus II sudah tuntas
karena nilai tersebut sudah memenuhi standar ketuntasan yang telah ditentukan
adalah nilai rata-rata kelas minimal adalah 70 dan persentase tuntas klasikal
sebesar 65 % dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 70.
B.
Hasil Penelitian
1.
Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Perbandingan
Hasil tes kemampuan membaca pemahamn siswa kelas V SDN Meulingge Jalan Lingkar
Pulo, Aceh Besar dari siklus I dan Siklus II dapat dibaca pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Tes
Kemampuan membaca pemahaman dari siklus I dan siklus II
No
|
Data/Kegiatan
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Keterangan
|
1
|
Rata-rata
kelas
|
69,42
|
69,42
|
Meningkat
|
2
|
Tuntas Belajar
|
33 %
|
77 %
|
Meningkat
|
C.
Pembahasan
Hasil Belajar siswa
menunjukkan pada siklus 1 belum memenuhi rata-rata kelas yang ditentukan . pada
siklus I rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 69,42.
Sedangkan
untuk persentase tuntas klasikal yang diperoleh adalah sebesar 58 %. Hal ini
dikarenakan ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam melaksanakan SQ3R.
Dari
hasil yang diperoleh pada siklus I , dapat disimpulksn bahwa rata-rata kelas
siswa dan persentase kelas klasikal masih belum mencukupi ketuntasan yang
ditentukan. Oleh karena itu, diadakan penelitian lanjutan yaitu dengan
melaksanakn siklus II dengan hasil temuan menunjukkan bahwa pada siklus II
sudah memenuhi rata-rata kelas yang ditentukan yaitu 79,83 dan persentase yaitu
67 %. Dari hasil tersebut masih ada 1 orang siswa yang belum tuntas belajar
karena belum memenuhi sttandar yang
ditentukan.
BAB
V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan dari temuan dan pembahasan hasil
penelitian pada proses penelitian yang telah dilaksanakan melalui 3 (Tiga)
siklus dengan menerapkan strategi SQ3R untuk meningkatkan keterampilan membaca
siswa kelas V sekolah dasar diperoleh beberapa simpulan yaitu:
1.
Tahap pelaksanaan proses pembelajaran
setiap siklus berjalan dengan baik, walaupun pada siklus pertama masih banyak
kekurangan yang disebabkan oleh beberapa hal seperti pemilihan waktu yang
kurang cocok dan kondisi siswa yang kurang kondusif. Akan tetapi pada siklus II
dan III mengalami peningkatan perbaikan.
2.
Penerapan strategi SQ3R dalam proses
pembelajaran dapat meningkatakan keterampialn membaca pemahaman siswa kelas V
sekolah dasar. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil pemerolehan siswa
dalam setiap indikatornya dan ketuntasan minimal dari setiap siklusnya. Dimana
ketuntasan siswa dalam siklus I diperoleh sebesar 58 % lalu meningkat pada
siklus II sebesar 77 % yang mencapai ketuntasan minimal. Hal tersebut dapat
membuktikan bahwa penerapan strategi SQ3R dapat meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman pada siswa kelas V sekolah dasar Negeri Meulingge Jalan
Lingkar Pulo, Aceh Besar
B.
SARAN
Berdasarkan hasil simpulan di atas mengenai
penerapan strategio SQ3R untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa, maka
peneliti mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:
1.
Untuk Guru
Pembelajaran dengan menggunakan
strategi SQ3R dapat menjadi salah satu alternatif bag guru untuk meningkatkan
membaca pemahaman siswa, dimana siswa dituntut untuk mengerjakan tugas-tugas
yang berhubungan memahami suatu bacaan yang diberikan. Dalam penerapan strategi
SQ3R ini sebaiknya guru menambahkan media yang lebih kreatif atau yang lebih
menarik bagi siswa untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran.
2.
Untuk Sekolah
Pembelajaran dengan penerapan strategi SQ3R
dapat memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Dengan
strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kerampilan membaca siswa, serta
meningkatkan kualitas berbahasa siswa. untuk perbaikannya pihak sekolah
membantu guru dalam menyediakan fasilitas sumber belajar yang memadai.
2
. Untuk Peneliti Selanjutnya
Saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya
adalah apabila pembelajaran di sekolah dilaksanakan secara tematik sebaiknya
memilih bahan bacaan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tingkat kemampuan
siswa serta diberikan media pembelajaran yang lebih menarik atau kreatif dalam
proses pembelajaran. Kemudian diberikan sebuah ice breaking berupa tepukan atau
permainan yang dapat membuat siswa tetap semangat dalam proses pembelajaran dan
mengurangi tingkat kebosanan siswa.
Comments
Post a Comment