Skip to main content

Al-Kansa' Seorang Penyair Ratsa' dan Ibu dari Para Syuhada

Hasil gambar untuk alquran
Ia adalah Al-Khansa’, namun nama sebenarnya adalah Tumadhar binti ‘Amr bin Syuraid bin ‘Ushayyah As-Sulamiyah. Al Khansa’ merupakan seorang sahabat wanita yang mulia dan sangat terkenal sebagai penyair.
Al-Khansa’ wanita yang bijaksana dan cerdas. Semua orang mengetahui kedudukan dan keahliannya yang luar biasa dalam berpuisi. Bahkan, semua sastrawan sepakat bahwa tidak ada wanita yang memiliki kekuatan puisi yang lebih hebat dari Al-Khansa’, baik di masa lalu maupun masa berikutnya.
Selain mahir berpuisi, sebenarnya Al-Khansa’ juga memiliki kepribadian yang sangat kuat, akhlak mulia, pandangan yang tajam, sabar dan berani. Syair ratsa' al-khansa bermulai saat terbunuhnya kedua saudaranya pada masa jahiliyah sebelum lahirnya islam, yaitu mu'awiyah dan shakhr. karena kematian kedua saudara ini, al-khansa' merasakan duka yang sangat mendalam lalu meratapi mereka dengan ratapan yang sangat pedih. Dari sinilah, Al-khansa' akhirnya menjadi seorang penyair ratsa' yang masyhur sepanjang zaman.
salah satu syair terindah yang ia gubah untuk meratapi shakhr, saudara-saudaranya, adalah qasidah berikut :
        " Terbitnya Matahari mengingatkanku akan shakhr"
            " Aku terkenang setiap matahari tenggelam"
        " Andai tidak ada banyak orang menangis di sekitarku"
             "Karena saudara mereka, pasti aku bunuh diri"
syair ratsa' yang terindah lainnya

              " kedua mataku, mengalirlah jangan pernah kering"                       "Tangisilah Shakhr nan dermawan "
                   "Tangisilah sang pemberani nan rupawan "
                           " Tangisilah pemuda nan mulia"
Masuk Islam
Takdir Allah Swt akhirnya menghendaki iman berarak di atas Al-Khansa’ yang kemudian menumpahkan air hujan keimanan ke dalam dadanya, hingga iman menyentuh lubuk hatinya yang paling dalam dan memberi denyut kehidupan hakiki kepadanya. Al-Khansa’ bangkit dengan menepis debu-debu jahiliyah dan mengusung panji tauhid untuk memberi pelajaran kepada seluruh jagat raya yang tidak akan dilupakan dalam catatan sejarah sepanjang masa.
Al-Khansa’ ikut dalam rombongan kabilahnya, Bani Sulaiman, untuk menemui Nabi Saw. dan menyatakan keislamannya. Al-Khansa’ sangat sedih dan menangisi perjalanan hidup yang telah dilaluinya yang jauh dari cahaya iman dan merasa telah tertinggal begitu jauh dari sekian banyak kebaikan. Untuk itu, ia bertekad untuk mengejar ketertinggalannya dan rela mengorbankan apa saja yang dimiliknya demi membela agama yang agung ini.
Keadaannya berubah total setelah ia masuk Islam, ujian yang dialaminya menjadi kesabaran yang didasari iman dan dihiasi oleh takwa, hingga ia tidak lagi merasa sedih ketika kehilangan apa pun dari kenikmatan duniawi ini.
Ketika Mutsanna bin Haritsah asy-Syaibani berangkat ke Qadisiyah di masa Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu, Al-Khansa’ turut berangkat bersama keempat puteranya untuk menyertai pasukan tersebut.
Empat putera kandung Al-Khansa’ yang merupakan buah hati dan denyut jantungnya, bergabung dengan pasukan muslim yang ditugaskan menyerang Qadisiyah. Sehari sebelum perang, Al-Khansa’ ra. Menyampaikan beberapa wasiat kepada putera-puteranya,
“Hai Putra-putraku, kalian semua memeluk Islam dengan suka rela dan berhijrah dengan senang hati. Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sesungguhnya kalian adalah keturunan dari satu ayah dan satu ibu. Aku tidak pernah merendahkan kehormatan dan merubah garis keturunan kalian. Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan akhirat jauh lebih baik daripada kehidupan dunia yang fana.
Putra-putraku, sabarlah, tabahlah, bertahanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Semoga kalian menjadi orang-orang yang beruntung. Jika kalian melihat gendering perang telah ditabuh dan apinya telah berkobar, maka terjunlah ke medan laga dan serbulah pusat kekuatan musuh, pasti kalian akan meraih kemenangan dan kemuliaan, di dalam kehidupan abadi dan kekal selama-lamanya”.
Keesokkan harinya, mereka terjun ke medan laga dengan gagah berani. Jika ada seorang di antara mereka yang semangatnya mulai surut, maka saudara-saudaranya langsung mengingatkannya dengan nasihat Ibunda mereka yang telah tua renta, dengan begitu semangatnya berkobar kembali dan menyerbu musuh seperti singa yang mengamuk. Serangan-serangannya seperti siap melumat musuh-musuh-Nya. Mereka tetap berjuang dengan penuh semangat, hingga satu persatu berguguran menjadi syuhada.
Sebelum jatuh ke tanah dan meraih mati syahid, setiap orang dari putra Al-Khansa’ ra. Itu sempat melantunkan pernyataan yang dirangkai dalam bait-bait puisi:

PUTRA PERTAMA BERKATA,SAUDARA-SAUDARAKU, WANITA TUA YANG MEMBERI NASIHAT ITUTELAH MEMBERI NASIHAT KEPADA KITA TADI MALAMNASIHATNYA SANGAT JELAS DAN PERNYATAANNYA LUGASKALIAN AKAN BERHADAPAN DALAM PERTEMPURANDENGAN BALA TENTARA PASUKAN SASAN (PERSIA)MEREKA HANYA SEPERTI ANJING YANG MELOLONG 

PUTRA KEDUA BERKATA,SESUNGGUHNYA WANITA TUA ITUYANG TEKADNYA BULAT DAN TEGAR ITUTELAH MENYURUH KITA AGAR TETAP TEGUH DAN BENARITULAH NASIHAT YANG MENUNJUKKAN KASIH SAYANGNYA KEPADA KITAMAKA TERUSLAH BERPERANG DAN HABISI MUSUH SEBANYAK-BANYAKNYA 

PUTRA KETIGA BERKATA,DEMI ALLAH, KITA TIDAK AKAN MELANGGAR SEDIKIT PUN NASIHAT WANITA TUAKARENA ITU NASIHAT DAN BUKTI KASIH SAYANG YANG TULUS DAN LEMBUTKOBARKAN SEMANGAT PERANG DAN SERBULAH PASUKAN MUSUHHINGGA KALIAN BERHASIL MELUMAT PASUKAN KISRA HABIS-HABISAN 

PUTRA KEEMPAT BERKATA,AKU TIDAK PANTAS MENJADI ANAK AL-KHANSA’ DAN AKHRAMAKU TIDAK PANTAS MENJADI ORANG TERHORMAT YANG MEMBANGGAKANJIKA TIDAK BERADA DI GARIS DEPAN PASUKAN MELAWAN PASUKAN ‘AJAMMENYERBU TANPA RASA GENTAR DAN MELIBAS SETIAP RINTANGAN

Ketika sang Ibunda mendengar berita kematian empat puteranya dalam hari yang sama, ia sama sekali tidak menampar pipi sendiri dan tidak pula merobek pakaiannya, melainkan menerima berita duka itu dengan penuh keimanan dan kesabaran.
“Alhamdulillah yang telah memberiku kemuliaan dengan kematian mereka. Aku berharap, Allah akan mengumpulkanku dengan mereka di tempat limpahan kasih sayang-Nya”, harap Al-Khansa’.
Di masa jahiliyah, Al-Khansa’ ra. Memenuhi dunia dengan tangisan dan keluh kesah atas kematian saudara kandungannya, Shakhr. Setelah ditempa oleh Islam dengan luar biasa ia sanggup merelakan empat putera kandungnya sendiri untuk meraih mati syahid dalam perang Qadisiyyah.
Ia begitu tulus dan tabah dengan pengorbanan besarnya itu demi meraih anugrah menjadi penghuni surga, karena Rasulullah Saw. pernah bersabda,
“Siapa yang merelakan tiga orang putra kandungnya (meninggal dunia), maka dia akan masuk surga. Seorang wanita bertanya, bagaimana jika hanya dua putra?, Rasulullah Saw. kemudian menjawab: ‘begitu juga dua putra”. (Diriwayatkan oleh Nasa’I dan Ibnu Hibban dari Anas radhiyallahu’anhu dalam kitab Al-Albani Shahiihul Jaami’ no 5969).
sumber : Biografi 39 tokoh wanita pengukir sejarah islam

Comments

Popular posts from this blog

Mudifah atau kunjungannya anak pondok

Hari kunjungan atau yang mereka sebutkan mudifah merupakan hari yang menyenangkan bagi anak pondok pesantren, karena hari itu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Yups, hari yang begitu special seperti lebarannya anak pondok.pada hari kunjungan mereka bisa bertemu dengan sanak family dan semua keluarga besarnya, bayangkan mulai pagi hari mereka udah mulai antri hp dipengasuhan dengan batas waktu yang ditentukan mereka lengkap memesan semua pesanan sama keluarganya, yang paling utama adalah makanan, mulai dari nasi sampai dengan makanan penutup. Yang penulis herankan, terkadang dari segoni pesanannya cuma satu  yang dimakan,padahal semua makanan yang pesan sama aja dengan makanan sehari-hari di pondok juga, ah mungkin itu bawaan dari orangtua jadi berasal paling maknyuus gitu. Mudifah kata yang tak asing bagi penghuni pondok, yang kata mereka pondok adalah penjara suci,,,banyak istilah bagi mereka anak pondok, ada yang namanya penjara suci ?? tidak  lain adalah pesantren. Jadi...

JUJUR MENUJU KEMENANGAN

Puji dan syukur marilah sama-sama kita ucapkan kehadiran Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan NikmatNya kepda kita semua. Allah yang telah menghiasi manusia dengan kejujuran menghiasi malam dengan bulan purnama. Shalawat dan salam marilah sama-sama kita sanjungkan kepada seorang pemuda arab,imam diwaktu sholat ,pemimpin diwaktu perang, buah hati siti aminah dan jantung hati siti khadijah. Tidak lain dan tidak bukan yakni nabi besar Muhammad SAW. Yang telah menuntut umat manusia dari alam yang salam kea lam yang benar, dari alam yang penuh kebohongan ke alam yang penuh kejujuran. Bapak dewan hakim, bapak dan ibu pendamping, teman –teman peserta lomba, dan hadirin yang saya hormati. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan pidato dengan judul: “JUJUR MENUJU KEMENANGAN ” Tema kejujuran tengah menjadi buah bibir banyak orang. Dikoran, televise, warung kopi, ruang belajar bahkan dipasar. Kejujuran hadir dengan gaung yang membahana. Kita seakan baru mengenal k...

makalah SO3 ( sulfur trioksida)

BAB I PENDAHULUAN A.   latar belakang Sulfur trioksida murni merupakan padatan putih dengan titik leleh dan titik didih yang rendah. Sulfur trioksida bereaksi cepat dengan uap air di udara membentuk asam sulfat. Ini berarti bahwa jika kita membuatnya di laboratorium, maka akan tampak sebagai padatan dengan asap di udara (membentuk kabut asam sulfat).Terdapat bentuk polimer lainnya di mana molekul SO3 bergabung membentuk rantai panjang. Sulfur trioksida pada suhu kamar dan tekanan atmosfer adalah cairan tak bewarna yang berasap di udara. Melacak jumlah air asam sulfat dapat mengkatalis pembentukan polimer. Sulfur trioksida bereaksi hebat dengan air menghasilkan kabut dari embun asam sulfat pekat. Sulfur trioksida sendiri akan bereaksi secara langsung dengan basa membentuk sulfat. Sebagai contoh, reaksi dengan kalsium oksida membentuk kalsium sulfat. Ini seperti reaksi dengan sulfur dioksida yang telah dijelaskan di atas. Sulfur trioksida dalam keadaan gas, t...