Assalamu’alaikum,
sebuah kata yang tak pernah lupa kuucapkan untuk ibunya orang mukmin aisyah R.a.
Seorang wanita tangguh yang selalu setia bersama rasulullah saw, wajah nya tak
pernah kulihat namun aku tahu kecantikannya yang luar biasa, perangai dan budi
pekerti sungguh nan menakjubkan. Malam ini, kukirim sepucuk surat sebagai isi
hatiku karena pengorbanannya yang luar biasa. Betapa bangga orang mukmin mempunyai
seorang ibu yang selalu berkorban dalam menegakkan islam bersama rasulullah,
ilmunya yang begitu luas bahkan tak pernah ada tandingannya namun perangainya
begitu lembut serta tutur katanya begitu indah
Tak
ada kata yang bisa kuucapkan untuk beliau atas pengorbanannya yang penuh tantangan
dalam membela kaum muslim. ibu orang mukmin, andai punya kesempatan ingin aku
seperti beliau menjadi muslimah tangguh dalam membela islam, sabar dalam
menghadapi cobaan dan tenang ketika cacian dan hinaan datang, jika ditanyakan
salah satu impianku, maka aku akan menjawab bertemu dengan beliau ibunya orang
mukmin, ingin berjabat tangan dengannya dan bertanya akan kekuatannya dalam membela islam.
Wahai
ibunya orang mukmin, betapa bersyukur kami memiliki ummul mukminin sepertimu
yang tak pernah menyerah dalam menghadapi segala tantangan, keahliannya dalam
segala bidang bahkan dalam hadist sekalipun,
Wahai
ibunya orang mukmin, kata demi kata telah kutulis tentang perjuanganmu tapi
semua tak sebanding dengan kegigihanmu dalam mempelajari islam, terima kasih
atas segala perjuangannya dalam membela islam dimasa jahiliyah. masa yang penuh
dengan kegelapan dan masa yang penuh hinaan untuk kaum perempuan. kehadirannya
membuat perubahan dalam islam.
Semuanya
terbingkai indah didalam memoriku akan segala perjuangannya, kubaca disetiap
waktu agar aku bisa menjadi seorang muslimah tangguh sepertinya walaupun tak
pernah sesempurna Aisyah R a. wanita pilihan Allah yang telah ditetapkan untuk
rasul.
Jejak-jejak
perjuanganmu yang penuh hambatan merupakan motivasi bagi orang mukmin kini, kerikil
tajam telah beliau tempuh dalam memperjuangkan islam hingga detik terakhir
nyawanya, aisyah terus berdakwah dijalan Allah disetiap waktunya.
Entah
kapan aku bisa sepertinya, rindu akan kehadirannya disaat ini datang dan
berdakwah tentang islam, dan bisa melihat langsung akan kegigihannya. semua
kata telah kuuraikan tentang perjuanganmu, mungkin ini hanya sedikit yang aku
ketahui tapi betapa bermaknanya semua ini.
Wahai
ummul mukminin, seorang istri yang sangat dicintai Rasul. Air mataku mengalir
ketika mulai bercerita tentangmu, walaupun hanya sedikit yang kutahu tapi akan
selalu kulakukan dalam kehidupanku sekarang. Aku sadar, tak pernah bisa
sepertinya. Seorang wanita yang begitu mempesona akan akhlak dan kecantikannya
tapi tak pernah menyadari akan hal itu, yang terus berjalan dijalan Allah dan
tak pernah berhenti dalam menuntun ilmu.
Tak
pernah bisa kubayangkan jika tanpa kehadiranmu, karena semua kaum mukminin tahu
mengapa sebuah title besar diberikan
untuk mu. Bukanlah title biasa yang diberikan kepada wanita lain didunia ini,
tak ada yang pantas menerima panggilan besar itu kecuali hanya dirimu wahai
UMMUL MUKMININ. Gelar humaira juga diberikan oleh baginda rasulullah
untuk sang istri tercinta, dua gelar yang begitu tinggi diberikan oleh sang
illahi.semua itu diberikan dikarenakan perjuangannya dan pengetahuannya yang
tinggi tentang agama. Rasulullah juga menceritakan segala masalah hukum
berkaitan dengan perempuan kepada istri tercintanya aisyah. Betapa anggunnya
aisyah mendapat gelar indah yang tak diberikan untuk perempuan masa sekarang.
Wahai
ibu orang mukmin, entah kapan aku bisa mengenal wajahnya walaupun hanya sekejap
didalam mimpi, ingin kubertanya tentang pengetahuan tinggi yang dimilikinya,dan
kesabarannya dalam setiap musibah yang datang. Kepandaiannya yang sangat luar
biasa bahkan para sahabat juga belajar padanya, ingin juga aku belajar padamu
wahai ummul mukminin, namun kini aku hanya bisa belajar dari buku yang
dituliskan tentangnya dan memperbaiki diri melalui pengalamannya.
Karena
aku hidup dimasa yang berbeda dengan para ummul mukminin, namun pengalamannya
sangat memotivasi bagiku dan membuatku mengerti akan kehidupan yang hakiki
dengan bersabar seperti aisyah ketika cobaan menerpa, dikala tantangan itu
datang bukan hal yang mudah untuk kita hadapi tapi aisyah selalu menghadapinya
dengan tenang.
Tak
pernah gerah bagiku untuk mengucapkan terima kasih atas kehadirannya. Yang
terus setia bersama rasul dalam membela islam dan kaum perempuan yang dulu
selalu di anggap hina dimasa jahiliyah, hanya sehelai kertas sebagai surat yang
bisa kukirimkan untuk ummul mukminin atas pengorbanannya yang begitu ikhlas.
Comments
Post a Comment